⚠️🔞⚠️
jeonghan berdiri cukup lama didepan pintu. setelah membalas pesan dari mingyu dan mendapatkan sandi pin apartemen mereka, jeonghan bergegas mendatangi tempat tersebut. jeonghan juga menyempatkan diri membeli beberapa bahan untuk ia masak, ia akan membuat sup untuk seungcheol.
namun sampai didepan pintu ia terdiam. ia takut kalau seungcheol masih marah dan menyuruhnya pergi. tapi rasa khawatir yang jeonghan rasakan mengalahkan rasa takutnya, ia menekan pin dan pintu pun terbuka.
jeonghan masuk dan berjalan perlahan menuju dapur untuk meletakkan belanjaannya. lalu ia menyusuri setiap sisi ruangan yang ada di apartemen ini, mencari kamar seungcheol. ya, mereka lebih sering menghabiskan waktu di apartemen jeonghan sedangkan jeonghan hanya sesekali datang kesini.
jeonghan sampai di satu pintu dengan satu hiasan pintu berbentuk cherry, siapapun akan langsung bisa menebak kalau ini adalah kamar seungcheol. jeonghan diam untuk beberapa saat, ingin mengetuk tapi takut seungcheol terbangun. akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar itu.
jeonghan mengintip sedikit sebelum akhirnya masuk dan tak membuat suara pada setiap langkahnya. benar saja, saat jeonghan mendekat ke tempat tidur yang ada di pojok kiri kamar itu, seungcheol sedang tertidur dengan Bye Bye Fever yang menempel di dahinya.
“dasar bayi” bisiknya lirih, raut wajahnya begitu sedih.
jeonghan mendekat, ia membuka plester kompres itu dan menempelkan tangannya pada dahi seungcheol.
“syukurlah badan kamu gak panas lagi, Mas” bisiknya lagi
jeonghan menatap kekasihnya cukup lama. seungcheol masih tertidur, tidak sadar akan kehadiran jeonghan. ada perasaan menyesal dan sedih yang dirasakan jeonghan saat ini. ia menyesal atas sikapnya beberapa hari lalu.
kemudian jeonghan pun beranjak menuju dapur masih dengan langkahnya yang hati-hati dan tidak menimbulkan suara. ia juga menutup pintu begitu pelan agar tidak membangunkan seungcheol dan setelahnya ia pun sibuk sendiri didapur, menyiapkan makan malam untuk seungcheol.
***
“Mas..”
“Mas cheol ayo bangun dulu, makan terus minum obat.”
seungcheol menggeliat saat jeonghan menepuk bahunya pelan. ia masih tak membuka matanya.
“Mas...” jeonghan mengelus pipi seungcheol dengan lembut “ayo bangun dulu sayang.”
seungcheol yang mendengar itupun buru-buru membuka matanya dan terkejut saat melihat jeonghan ada disini, dikamarnya.
“ngapain kamu disini?” tanya seungcheol datar
“Mas, ayo bangun dulu. aku udah masakin sup buat kamu.”
“kenapa repot-repot”
“aku gak repot kok Mas. uhm.. aku suapin yaa terus minum ob—
“gak papa han. aku bisa makan sendiri.”
jeonghan hanya tersenyum kecut. “yaudah gak papa kalo mau makan sendiri, aku ambilin ya..”
seungcheol hanya diam. ia tidak se-kesal kemarin, hanya saja menjaga bicaranya karena tidak ingin menimbulkan perdebatan seperti terakhir kali mereka bertemu. jeonghan sangatlah sensitif akhir-akhir ini dan ia pikir lebih baik tidak banyak bicara untuk saat ini.
jeonghan kembali dengan satu nampan yang berisi nasi dan sup panas buatannya, lengkap dengan buah dan air putih hangat.
“makasih.”
“sama-sama Mas.. semoga kamu suka ya.”
seungcheol tidak menanggapi. setelahnya hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring, jeonghan masih duduk ditepi ranjang menatap kekasihnya yang sedang makan.
“enak.”
“beneran Mas?”
“hmm”
jeonghan tersenyum mendengarnya. walaupun seungcheol masih bersikap dingin padanya tapi ia senang karena seungcheol mau makan dan memuji masakannya.
setelah selesai makan, seungcheol bangkit hendak membawa piring bekas makannya ke dapur namun ditahan oleh jeonghan.
“sini Mas biar aku aja”
seungcheol tidak menanggapi dan langsung pergi melewati jeonghan. jeonghan rasanya ingin menangis tapi ia tahan. lalu ia mengikuti seungcheol hingga ke dapur.
“Mas biar aku cuciin.”
“gak usah. ditinggal aja nanti aku cuci”
“udah malam. kamu pulang aja han. besok kerja”
“aku besok dinas malam Mas”
“aku mau istirahat.”
“yaudah Mas istirahat aja, aku tungguin sampe Mas tidur. aku mau nginep”
seungcheol menatap jeonghan heran
“gak usah han.”
“kamu pulang aja.”
jeonghan hanya diam menatap seungcheol yang bahkan tak menatapnya, matanya sudah berkaca-kaca
“makasih sekali lagi. hati-hati pulangnya.” lalu seungcheol berlalu melewati jeonghan hendak masuk ke kamarnya namun jeonghan menahan tangannya
“Mas”
seungcheol hanya diam. tidak berbalik bahkan tak menjawab
“sampe kapan sikap kamu dingin gini ke aku?” tanya jeonghan dengan suara yang bergetar. satu fakta yang baru diketahuinya adalah bahwa seungcheol benar-benar bisa sedingin ini ketika sedang marah. sisi yang tak pernah jeonghan ketahui.
“Mas cheol—
“han kalo kamu datang kesini cuma pengen debat, jangan sekarang. tunggu aku sembuh dulu.” sela seungcheol datar
lalu seungcheol melepaskan genggaman jeonghan pada lengannya tapi jeonghan tak tinggal diam.
“MAS”
“aku minta maaf”
langkah seungcheol terhenti sepersekian detik sebelum kemudian benar-benar tak menghiraukan jeonghan. satu langkah lagi seungcheol sampai ke kamarnya namun ia terkejut saat tibatiba ada tangan yang melingkar pada pinggangnya, jeonghan memeluknya dari belakang.
“Mas please. ngomong. jangan kaya gini. jangan diemin aku” jeonghan akhirnya menangis, ia takut. benar-benar takut kalau seungcheol ternyata sudah tak mencintainya lagi.
“aku hiks minta maaf Mas hiks aku salah.”
seungcheol memejamkan matanya. ia benci ini. ia benci mendengar isakan ini, terlebih isakan ini karena dirinya. ia tak pernah sanggup, hatinya melemah.
seungcheol melepaskan pelukan jeonghan pada pinggangnya lalu berbalik dan langsung mempertemukan bibirnya pada bibir jeonghan. ia mengecup bibir itu dalam namun pelan dan lembut, ia meluapkan semua emosi yang tengah mereka rasakan saat ini. lalu melepasnya untuk melihat wajah si kesayangan. jeonghan masih terisak.
“Mas hiks aku sayang hiks kamu” ujar jeonghan begitu pilu.
wajah itu begitu merah, dengan air mata yang mengalir. seungcheol menghapus air mata itu kemudian kembali memangkas jarak antara mereka. seungcheol menjawabnya dengan kembali mencium kekasihnya begitu dalam. ia tidak akan bisa marah terlalu lama, hatinya tidak sanggup.
seungcheol menutup matanya dengan kepala yang sedikit ia miringkan agar ciuman keduanya lebih leluasa. keduanya saling melumat dan merasakan manisnya bibir masing-masing. jeonghan mengalungkan lengannya pada leher seungcheol saat merasakan tangan seungcheol turun pada pinggangnya dan menariknya dengan agresif hingga tubuh mereka menempel sempurna.
seungcheol memperdalam ciumannya, ia membuka mulutnya dan mengetuk pelan bibir jeonghan dengan lidahnya seolah meminta izin untuk masuk dan mengeksplor rongga mulut jeonghan. dan pertarungan antar lidah pun tak dapat terelakkan.
“M-mas...” jeonghan mendesah pelan saat lidahnya dihisap kuat oleh seungcheol. mendengar itu seungcheol mencium jeonghan semakin dalam dan tergesa. mereka bercumbu dengan tempo cepat dan terburu-buru. satu tangan seungcheol sibuk mencari gagang pintu yang berada tepat dibelakangnya. begitu menemukannya, ia langsung membuka pintu dan membawa si kesayangan masuk masih dengan ciuman yang tak terlepas. keduanya tidak akan berhenti, keduanya terlalu takut untuk berhenti seakan tiada ada hari esok.
seungcheol mendudukkan jeonghan pada pinggir tempat tidurnya. posisi seungcheol yang masih berdiri membuat jeonghan harus mendongakkan kepalanya keatas, menikmati ciuman yang masih terus berlanjut.
seungcheol hendak membuka kancing kemeja jeonghan namun tangannya ditahan dan ciuman mereka pun terlepas.
“Mas..”
“kenapa?”
jeonghan menatap seungcheol cukup lama. bingung harus menjawab apa. seungcheol tersenyum melihat ekspresi polos kekasihnya.
“belum pernah?”
jeonghan terdiam sesaat lalu perlahan mengangguk dengan sedikit ragu “Mas pertama kalinya” ucapnya lalu menunduk malu.
seungcheol mengelus pipi kekasihnya dan menatapnya lekat “kalo Mas mau lebih, boleh?”
jeonghan mengangguk ragu.
seungcheol menarik dagu itu dan dikecupnya sekilas. “i'll treat you well. can you trust me?”
jeonghan menatap manik hitam milik seungcheol dalam-dalam, mencari kekuatan disana. ia percaya seungcheol akan melakukannya dengan hati-hati. lalu ia mengangguk sekali lagi “i trust you, Mas.”
seungcheol tersenyum. dengan pelan ia membuka satu persatu kancing kemeja yang jeonghan kenakan, menampilkan tubuhnya yang seputih susu terekspos sempurna. setelahnya ia membuka kaosnya sendiri dan melemparnya asal lalu ia kembali melumat bibir kekasihnya.
perlahan ia membawa kekasihnya sampai ke tengah ranjang dan membaringkannya. kini posisi seungcheol berada diatas jeonghan tapi tidak sampai menindih. ciuman mereka semakin intens. saling melumat dan menukar saliva, hingga dagu jeonghan pun sudah basah karena air liurnya. merasa kehabisan nafas, jeonghan pun mendorong dada seungcheol agar pagutan mereka terlepas. masih dengan hidung yang saling bersentuhan, keduanya menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dengan nafas yang terengah.
seungcheol menarik dirinya untuk menatap si kesayangan. ia mengusap dagu jeonghan yang basah dan menatap kekasihnya lekat-lekat.
“Mas sayang banget sama kamu, han.”
jeonghan tersenyum, merasakan ketulusan pada ungkapan seungcheol. ia kembali menarik tengkuk kekasihnya mempertemukan bibir keduanya. namun kini perlahan ciuman seungcheol turun sampai ke leher jenjang jeonghan, memberikan kecupan-kecupan kecil disana lalu mengecup tulang selangkanya.
jeonghan mendesah pelan saat seungcheol menjilat dan menghisap kuat lehernya memberi tanda. tangan seungcheol sibuk menjamah setiap inci kulit jeonghan. kemudian tangan itu sampai pada satu titik. seungcheol memilin puting susu jeonghan. menerima sentuhan itu, jeonghan sedikit tersentak dan menggelinjang diatas ranjang, rasanya seperti berada diatas awan.
“M-mas... ahhhhh...” desahan jeonghan semakin menjadi saat seungcheol kini menjilat dan menghisap puting kanan dan kirinya bergantian. tangan jeonghan sibuk meremas rambut bagian belakang kepala seungcheol. keduanya larut dalam kenikmatan.
ciuman seungcheol berpindah, ia mengecup lembut setiap inci perut jeonghan sampai ke perut bawahnya. lalu tiba-tiba ia berhenti. ia mengangkat kepalanya dan menatap sang kekasih yang juga menatapnya dengan mata yang sudah sayu.
“boleh Mas buka?”
jeonghan mengangguk pelan lalu membuang muka, ia malu. wajahnya benar-benar merah saat ini apalagi mengingat dirinya sangat menikmati setiap perlakuan seungcheol. seungcheol pun menyejajarkan kembali wajahnya dengan wajah si kesayangan lalu menunduk dan melumatnya bibirnya lembut, bersamaan dengan tangannya yang sibuk membuka ikat pinggang dan kancing celana jeonghan, kemudian ia menarik celana jeans yang jeonghan kenakan bersamaan dengan celana dalamnya. membuat organ intim yang sudah memerah itu terekspos nyata didepan matanya. lalu matanya berpindah memandang kembali wajah kekasihnya. jeonghan yang ditatap langsung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
seungcheol terkekeh pelan “kenapa sih sayang?”
“malu Mas.”
lalu seungcheol menyentuh milik jeonghan dengan telapak tangannya yang hangat. membuat jeonghan lagi-lagi mendesah nikmat. seungcheol mainkan sebentar, memijatnya pelan sebelum akhirnya membawa milik jeonghan pada mulutnya, mengulumnya memberikan kenikmatan. jeonghan hanya bisa mencengkram sprei dengan kedua tangannya menikmati hangatnya rongga mulut seungcheol. temponya semakin cepat dan jeonghan benar-benar akan mencapai klimaksnya.
“M-mas.. akh-aku mau- ahh... keluuarr” saat seungcheol merasakan milik jeonghan membesar dalam mulutnya, ia menarik dirinya dan terus memijatnya hingga jeonghan mengeluarkan putihnya.
“aahhhh....” tubuh jeonghan bergetar saat mencapai putihnya. tubuhnya lemas. cairan kental itu mengotori perutnya.
namun ia terkejut saat seungcheol tidak berhenti dan sedang meremat bokongnya. seungcheol perlahan meraba area lubangnya yang tidak pernah disentuh siapapun itu.
“Mas...”
“iya sayang?”
“aku takut.”
“kalo kamu belum siap gak papa sayang” seungcheol menjauhkan tangannya dari lubang jeonghan namun ditahan oleh sang empunya.
“aku mau mas
tapi pelan pelan”
seungcheol tersenyum lalu mengecup pipi pacarnya sedikit lama.
“ini bakal sakit sayang. kalo kamu gak tahan, bilang ya. Mas gak
mau enak di Mas aja tapi sakit di kamu”
jeonghan hanya mengangguk. seungcheol kembali mengelus lubang kenikmatan jeonghan dengan jempolnya. ia mencolek dan melumuri jarinya dengan cairan precum milik jeonghan tadi dan pelan-pelan menusukkan satu jarinya kedalamnya.
“aahh.. M-mas saa..kiit”
“shhh.. tahan sedikit ya sayang”
jeonghan mengangguk lemah. posisi seungcheol saat ini berada diatas jeonghan tanpa menindih. satu tangannya ia gunakan untuk menopang tubuhnya dengan jarinya yang mengelus pelan rambut jeonghan, berusaha menenangkan. sedangkan tangan yang satunya sibuk menusuk keluar masuk pada lubang kenikmatan sang kekasih.
setelah dirasa jeonghan sudah sedikit tenang, seungcheol menambahkan jarinya menjadi dua.
“Mmhh...” desah jeonghan tertahan karena kini seungcheol melumat bibirnya, menenangkan jeonghan yang kesakitan. sampai akhirnya seungcheol menusukkan jari ketiganya dan terus menusuknya keluar-masuk. mempersiapkan lubang jeonghan untuk dimasuki dengan miliknya.
“oh.. M-mas.. ahhh” jeonghan mulai terbiasa dengan tiga jari seungcheol yang keluar masuk menusuk lubangnya. rasa sakit kini berganti menjadi nikmat. melihat jeonghan yang sudah rileks, seungcheol pun berhenti dan mengeluarkan jarinya dari lubang jeonghan.
seungcheol kembali melumat bibir kekasihnya. jeonghan suka saat seungcheol mencium bibirnya, ia merasa nyaman seakan seungcheol benar-benar mencintainya. seungcheol sangat menjaganya. seungcheol menenangkannya.
seungcheol membuka celananya dan melemparnya kebawah.
“sayang..
Mas masuk ya?”
jeonghan mengangguk dan tersenyum, padahal jantungnya berdetak sangat kencang.
kemudian seungcheol memijat pelan miliknya sebentar sebelum melumurinya dengan cairan precum milik jeonghan. ia melebarkan kaki kekasihnya dan menempatkan ujung miliknya pada lubang kenikmatan jeonghan. menggeseknya sebentar menggoda jeonghan.
“Mas... please.. aku udah gak tahan” ujar jeonghan sedikit memohon. seungcheol tersenyum miring menanggapinya.
perlahan seungcheol mendorong kepala penisnya masuk, sedikit demi sedikit. jeonghan menggigit bibir bawahnya merasakan sensasinya. jeonghan mengerang hebat saat penis seungcheol sudah masuk setengah, seungcheol kembali mencium bibirnya untuk menenangkan. sampai akhirnya penis seungcheol tertanam sempurna didalam lubang kenikmatan jeonghan.
“M-mas.. sakithh” ujar jeonghan dengan air mata yang mengalir menahan sakitnya.
“shhh.. sayang tenang. tenang yaaa” seungcheol mencium kening kekasihnya. ia mendiamkan penisnya didalam sana sebentar. menunggu izin dari jeonghan untuk bergerak.
setelah dua menit ia mendiamkannya, ia kembali menatap jeonghan yang sudah mulai sedikit tenang.
“sayang.. boleh Mas gerak?”
“hu'um.” jeonghan hanya bergumam dan mengangguk lemah.
seungcheol menarik sedikit miliknya sebelum akhirnya mendorongnya kembali masuk. ia menggerakkan pinggulnya dengan tempo pelan.
“Aahh~ han.. kamu sempit banget sayang.. ahh” seungcheol terus bergerak dengan tempo yang mulai cepat namun tetap hati-hati.
“M-mas cheol.. ahh.. M-mas” jeonghan mendesah hebat tiap kali milik seungcheol menyentuh titik prostatenya. “iyhaa Masss ahhh disi..tu ahhh ahh” seungcheol terus memompa gerakannya semakin cepat. suara erangan nikmat keduanya dan bunyi pertemuan antara kulit semakin nyaring menggema memenuhi seluruh ruangan.
lalu seungcheol tiba-tiba mengeluarkan miliknya dan berdiri menggunakan lututnya. ia menarik dan membalikkan tubuh jeonghan untuk menungging tepat didepannya. jeonghan awalnya bingung namun hanya menurut.
“Ahhh!” jeonghan kembali mendesah saat milik seungcheol masuk kembali pada lubangnya. kali ini seungcheol bisa bergerak lebih leluasa. seungcheol pun kembali menghentakkan pinggulnya namun langsung pada tempo yang cepat.
“Mas.. hngg... ahhhh” jeonghan terhentak seirama dengan gerakan pinggul seungcheol yang semakin cepat. ia terus dan terus mendesah pasrah dengan perlakuan Mas-nya. ia tidak tahu bahwa bercinta ternyata senikmat ini. tubuh keduanya sudah basah dengan peluh. seungcheol menggenjot miliknya semakin cepat mencari klimaksnya, ia juga menggenggam milik jeonghan dan memijatnya senada dengan hentakannya.
tubuh jeonghan bergetar saat akhirnya mencapai pelepasannya untuk kedua kalinya. tubuhnya lemah dan bisa ambruk kapan pun jika saja seungcheol tidak menahannya. lalu seungcheol kembali merubah posisinya menjadi diatas dan jeonghan dibawah tanpa mengeluarkan miliknya dari lubang jeonghan. seungcheol kembali menggerakkan pinggulnya mencari pelepasan dengan tempo yang cukup berantakan.
“han.. Ahh... jeonghanhh” desah seungcheol masih dengan menggagahi jeonghan diatas sana. seungcheol benar-benar akan gila rasanya melihat pemandangan yang begitu indah tepat dibawahnya. jeonghan terlonjak dengan setiap hentakan berantakannya, menerima dengan pasrah, bibir merah yang bengkak akibat lumatannya, dan leher yang banyak bercak merah keunguan karena ulahnya. seungcheol gila, jeonghan begitu sexy dimatanya saat ini. membuatnya semakin terangsang dan akan segera menemui putihnya.
seungcheol merasa miliknya sudah berkedut tanda sebentar lagi akan mencapai putihnya. tanpa buang waktu, ia kembali menggenjot lubang kenikmatan milik kekasihnya. jeonghan yang sudah terkulai lemah hanya pasrah dengan apa yang dilakukan seungcheol. milik seungcheol yang masih gagah perkasa didalam sana benar-benar membuatnya merasakan nikmat yang tiada duanya.
seungcheol merasakan lubang jeonghan meremat kuat miliknya. ia terus memompa dirinya semakin cepat mencari pelepasannya.
“ahh ahh ahh” desah jeonghan dengan tubuhnya yang terhentak berantakan.
“han.. ahh M-mas mauu keluarhh.. ahh” seungcheol seperti orang gila. ia tidak peduli jika jeonghan meminta ampun. ia benar-benar mengejar putihnya tanpa ampun.
“Ohh jeonghanhh...” desah seungcheol bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar saat akhirnya ia mencapai putihnya. ia menyemburkan semuanya tanpa sisa didalam lubang milik jeonghan. lalu menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh sang kekasih. ia kelelahan karena terus bergerak.
jeonghan mengelus lemah rambut kekasihnya yang masih rebah didadanya. seungcheol pun mengangkat kepalanya dan menatap sang kekasih sambil tersenyum. mereka saling bertatapan cukup lama dengan mata yang sama-sama sayu. seungcheol menarik selimut untuk menutupi keduanya lalu berpindah berbaring di samping jeonghan namun menghadap kearah sang kekasih dengan satu tangan yang menopang kepalanya. jeonghan ikut berbalik menghadap kekasihnya dengan satu tangannya yang terus mengelus rambut hingga pipi seungcheol.
“Mas..” panggil jeonghan
“hmm” seungcheol mengambil tangan jeonghan lalu mengecupnya.
“thank you for treating me well”
seungcheol kemudian mengecup bibir kekasihnya singkat. “sama-sama sayang.” lalu tersenyum.
“kamu yang pertama”
seungcheol tersenyum semakin lebar, menampilkan lesung pipinya.
“i love you, hannie”
jeonghan terkekeh
“me more, Mas”
seungcheol menarik tubuh kekasihnya ke dalam dekapannya. merasakan hangat tubuh masing-masing. jeonghan membenamkan kepalanya pada ceruk leher kekasihnya lalu mengecupnya sekali. seungcheol terkejut dengan apa yang ia rasakan barusan.
“kok nakal yang?
Mas jangan dipancing loh, tar malah ga tidur kita”
jeonghan memukul dada kekasihnya pelan. “apasih Mas, cuma kecup biasa doang juga.” lalu membelakangi seungcheol yang terkekeh mendengarnya. ia kembali menarik jeonghan menghadap kearahnya dan menghujani wajah kekasihnya dengan kecupan-kecupan kecil.
jeonghan menjauhkan wajah kekasihnya “Mas ih udahhhh” tapi seungcheol tak peduli. ia akan terus menggoda kekasihnya ini.
“Mas aku mau tidur ihh.. capek tau! ngantuk..”
“yaudah sini tidurnya peluk Mas dong, kalo ga Mas gangguin terus”
jeonghan berdecak kesal tapi kembali membenamkan wajahnya pada ceruk leher kekasihnya. seungcheol mengelus sayang rambut kekasihnya sampai jeonghan benar-benar tertidur. seungcheol mencium pucuk kepala kekasihnya dan ikut memejamkan mata setelahnya. tak lama hanya suara hembusan nafas yang terdengar dari keduanya. mereka benar-benar tertidur dengan posisi saling berpelukan hingga pagi tiba..