with you
tw// cuddling. kissing
“Hnggg..” Gumam Jeonghan saat retinanya bertemu dengan cahaya mentari pagi yang mulai menyeruak dari balik jendela.
Ia menatap sekeliling dan tersadar jika ia masih berada di kamar kekasihnya. Seketika, terlintas kejadian semalam yang membuat senyumnya terlukis indah di wajahnya.
“Mas..” Ucapnya lirih memandang wajah Seungcheol yang masih tertidur di sebelahnya, masih memeluknya.
Ia memeriksa suhu badan Seungcheol yang ternyata masih hangat.
“Masih anget.”
Sepersekian detik kemudian, ia berusaha bangkit, ingin memasak untuk mas nya namun tiba-tiba, tangannya ditahan dan ia kembali pada posisinya semula.
“Pagi, sayangnya mas.” Gumam Seungcheol dengan senyum yang terpampang di wajahnya. Tak lupa, ia juga mengecup singkat sang kesayangan.
“Pagi juga mas sayang.”
“Kamu mau kemana, sayangnya mas?”
“Mau masak bubur.. badan kamu masih anget.”
“Gak usah! kamu disini aja pelukin mas.” Ujar Seungcheol yang kembali mengecup singkat kekasihnya.
“Nggak nggak! kamu harus makan terus abis itu minum obat.”
“Iya sayang..nanti.. tapi sekarang kamu pelukin mas aja.. kamu dipelukan mas tuh udah jadi obat buat mas.”
“Mas ih! malah gombal.”
“Mas gak boong, sayang. Kamu juga sakit kan?”
“Huh?”
Jeonghan menyernyitkan dahinya tak memahami perkataan Seungcheol. Ia baru paham saat mencoba bangun dari pelukan kekasihnya itu.
“Aww..”
“Udah ya, sayang.. kamu disini dulu aja temenin mas.. makannya ntaran aja agak siangan..” Ucap Seungcheol yang mengeratkan pelukannya kembali.
“Ishhh ya udah iya!”
Seungcheol terkekeh melihat wajah kekasihnya yang begitu lucu lalu kemudian mengecup singkat pucuk rambutnya.
“Hmm mas.”
“Iya, sayang?”
“Aku minta maaf.”
“Maaf?”
“He'em.. buat yang kemaren-kemaren.. harusnya aku bisa lebih ngertiin kamu.. harusnya aku pahamin kamu.. harusnya aku gak langsung marah ama kamu.. harusnya aku..” Penjelasannya tertahan tatkala Seungcheol menjawabnya dengan mempertemukan bibir keduanya, mengecupnya begitu lembut.
“Mas! aku serius! maafin aku..” Ucapnya lagi namun tetap dijawab oleh gerakan yang sama.
“Mas!!” Gumamnya namun mendapat pergerakan yang sama kembali.
“Mas! jawab aku dulu..” Rengek Jeonghan yang membuat Seungcheol terkekeh pelan.
“Ih!! kenapa malah ketawa sih?”
“Sayang.. apa tindakan mas gak cukup buat jawab pertanyaan kamu?” Ucap Seungcheol yang malah menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan.
“Nggak! jawab dulu! kamu maafin aku gak?” Ucap Jeonghan yang telah mengerucutkan bibirnya sejak tadi.
“Gemes banget sih kesayangannya mas.” Ucap Seungcheol yang dibarengi dengan kecupannya lagi.
“Mas! jawab aku! ishhh!”
“Ini mas lagi jawab kamu sayang.” Ucapnya yang mengecup singkat kekasihnya berulang kali.
“Aku tuh butuh jawaban mas..”
“Lucu banget sih sayangnya mas.. dengerin ya.. mas tuh udah maafin kamu.. maafin mas juga ya udah marah ama kamu..” Ujarnya yang mengeratkan pelukannya pada kekasihnya itu.
Jeonghan mengangguk dengan senyumnya yang kian mengembang. Sepersekian detik kemudian, keduanya telah kembali terlelap.
Saat siang tiba, Seungcheol membuka matanya namun tak menemukan kekasihnya di sampingnya. Ia segera bangkit guna mencari kekasihnya itu.
Ia tersenyum saat menemukan kekasihnya tengah memasak di dapur. Sepersekian detik kemudian, ia langsung memeluknya dari belakang.
“Mas kira kamu kemana..” Gumamnya lembut tepat ditelinga kekasihnya itu sembari membenamkan wajahnya pada ceruk leher kekasihnya.
“Mas ih..minggir dulu! aku mau masak.” Ujar Jeonghan yang berusaha menjauhkan dirinya. Namun sayang, Seungcheol malah mengeratkan pelukannya.
“Mas..”
“Gini aja.. aku kangen..” Ucap Seungcheol yang terdengar begitu manja ditelinganya.
“Tapi ntar makin lama masaknya.”
“Gapapa..” Jawabnya dengan lesung pipitnya yang terus terlihat.
Jeonghan menyerah, tak ingin berdebat dengan kekasihnya yang mulai manja ini.
Sepersekian detik selanjutnya, mereka telah berada di meja makan dengan Seungcheol yang duduk di samping Jeonghan.
“Mas ih.. kamu disitu aja.” Ucap Jeonghan menunjuk bangku di hadapannya.
Seungcheol menggeleng dengan terus menatap kekasihnya dengan senyum teduhnya yang ia perlihatkan sejak tadi.
“Ya udah tapi jangan liatin aku terus ih..” Ucap Jeonghan yang tak dihiraukan Seungcheol. Seungcheol malah memeluknya lagi dan lagi dengan sesekali mengecupnya singkat.
“Mas sayang kamu.”
“Me too.. tapi ini makan dulu ya.” Ucap Jeonghan yang malah mendapat gelengan dari kekasihnya itu.
“Gak mau.”
“Loh mas? kenapa? keliatannya gak enak ya?” Ucap Jeonghan yang langsung mencoba bubur dihadapannya.
“Gak gitu sayang.”
“Terus kenapa?” Ucap Jeonghan dengan nada sedihnya.
“Mau disuapin kamu.” Ucap Seungcheol begitu manja yang membuat Jeonghan terkekeh.
“Aku kira kenapa, mas hahaha.”
“Tapi aku beneran pengen disuapin kamu, sayang.” Ucap Seungcheol yang entah mengapa malah mengerucutkan bibirnya, mungkin takut jika kekasihnya tak mengabulkan keinginannya.
“Hahaha.” Jeonghan masih terkekeh melihat sisi manja mas nya ini.
“Sayang.. suapin..” Gumam Seungcheol lagi dengan ekspresi sedihnya yang membuat Jeonghan semakin terkekeh melihatnya.
“Sayang.. aku beneran gak mau makan loh kalo gak kamu suapin.” Ulangnya lagi karena masih tak mendapatkan keinginannya.
“Hmm tapi tangan aku sakit mas, gak bisa nyuapin kamu.” Ucap Jeonghan yang ingin mengerjai kekasihnya itu.
“Hah? tangan kamu kenapa? luka?” Ujar Seungcheol yang langsung khawatir dan menggenggam lembut kedua tangan kekasihnya itu.
“Gak tau nih sakit banget hikss.” Ucap Jeonghan dengan nada yang ia buat-buat.
Jeonghan terkekeh saat dirasa mas nya tertipu olehnya. Namun, sepersekian detik selanjutnya, ia dikagetkan dengan Seungcheol yang mengecup lembut tangannya berulang kali.
“Mmuach mmuach mmuach udah nih udah sembuh kan?” Ucap Seungcheol dengan lesung pipitnya yang kian menyeruak.
“Hihihi bisa aja deh kamu mas.”
“Ayo sekarang suapin mas.” Ucap Seungcheol yang terdengar begitu semangat. Bahkan, ia telah membuka mulutnya lebar, menanti Jeonghan mengabulkan permintaannya sejak tadi.
“AAAAA” Ucap Jeonghan yang kini telah memegang sendok berisikan bubur buatannya.
Seungcheol menguyah bubur itu dengan senyumnya yang kian mengembang.
“Lagi lagi lagi.” Ujarnya bersemangat walau buburnya masih belum selesai ia kunyah.
“Kunyah dulu mas!”
“Hehehe.” Gumamnya dengan terus menampilkan lesung pipitnya yang kian dalam, membuat siapapun pasti akan ikut tersenyum karenanya.
“Dasar bayik!”
“Jangan pergi.. jangan tinggalin aku, sayang.” Ucap Seungcheol saat Jeonghan merapikan barangnya, sudah siap melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Seungcheol.
Sementara itu, Seungcheol mendekap kekasihnya lagi dan lagi, seakan tak mengizinkannya untuk pergi se-inci-pun darinya.
“Astaga mas.. tadi kan aku udah bilang, aku tuh cuma mau pergi kerja, sayang..” Ucap Jeonghan meyakinkan mas nya yang entah mengapa menjadi begitu manja ini.
“Nggak mau.. nggak boleh! Mas masih sakit.. jangan tinggalin mas.. kamu disini aja.” Rengek Seungcheol yang masih menahan Jeonghan dalam dekapannya.
“Mas.. ntar kalo aku kena sp gara-gara gak kerja gimana? Kamu tega liat aku nangis di lorong rumah sakit?”
“Nggak papa.. ntar aku temenin.”
Jeonghan bingung memikirkan alasan lain agar kekasihnya mengizinkannya pulang. Ia harus bekerja sore ini. Namun, ia juga tak dapat memungkiri bahwa ia masih ingin tinggal, ia sangat senang akan sikap Seungcheol yang begitu manja ini.
“Mas.. hikss..”
“Loh loh kamu kenapa nangis, sayang?” Tanya Seungcheol saat melihat kekasihnya benar-benar menitikan air mata. Ia segera menghapusnya dengan begitu lembut.
“Hikss kamu gak ngebiarin aku pulang hikss.” Ujar Jeonghan dalam isaknya, entahlah.. ia juga tak paham mengapa bisa menangis.
“Tapi aku pengen sama-sama kamu.” Ucap Seungcheol yang masih kekeuh dalam pendiriannya.
“Tapi kan aku mau kerja dulu hikss.”
“Hmmm tapi aku gak mau pisah dari kamu, sayang.”
“Kan sebentar aja, mas.. aku cuma kerja doang.. nanti aku balik sini lagi.”
“Nggak ah kamu boong pasti.”
“Beneran mas, sayang.. nanti aku kesini lagi.”
“Janji?” Ucap Seungcheol mengacungkan jari kelingkingnya.
Jeonghan sempat terkekeh melihat tindakan Seungcheol yang terlihat begitu manis di matanya. Sepersekian detik selanjutnya, ia mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking kekasihnya itu.
“Aku janji, sayang.”
“Hmm..” Gumam Seungcheol yang seakan masih tidak rela melepaskan Jeonghan.
“Aku pulang dulu ya ya ya?” Ucap Jeonghan dengan matanya yang mengerjap, memohon pada kekasihnya untuk melepaskannya.
“Ya udah.” Jawab Seungcheol masih dengan bibirnya yang mengerucut, masih tidak rela.
“Yeay..”
“Ya udah sana..”
“Lepas dulu mas.” Ujar Jeonghan menyadarkan Seungcheol yang masih mendekapnya.
“Oiya ya.”
Sebelum melepaskan kekasihnya dalam dekapnya, Seungcheol mengecup singkat bibir kekasihnya itu.
“Hati-hati ya, sayang. Ini kamu beneran gak mau mas anter?”
“Kan aku bawa mobil sendiri mas. Kamunya juga masih sakit. Kamu tidur lagi ya abis ini.”
“Maunya sama kamu.” Ucap Seungcheol yang lagi-lagi begitu manja dengan bibirnya yang masih mengerucut sejak tadi. Ia kembali mendekap kekasihnya.
“Mas.. jangan mulai lagi deh. Aku kerja dulu ya..”
“Hmm janji ya balik sini lagi nanti.”
“Iya sayang.. aku janji.. ya udah ya aku pulang dulu.” Ucap Jeonghan sembari mengecup singkat kekasihnya yang terlihat masih tidak rela akan kepergiannya.