Second Time We Meet
“Han...” panggil seseorang
jeonghan mengedarkan pandangannya dan menemukan sosok yang dicarinya tengah mengangkat tangannya memberikan sinyal kalau disanalah dia duduk menunggu jeonghan, iya, siapa lagi kalau bukan seungcheol yang sedang menunggunya
“Mas.. udah lama? maaf yaa aku baru kelarnya jam segini” iya, jeonghan sudah telat sekitar 30 menit karena ada sedikit kendala
“gak papa kok, oh iya kamu mau pesen apa?”
“hmm apa yaaa” gumamnya sambil membolak-balikkan buku menu tersebut, sedikit berpikir memilih yang ini atau yang itu membuat seungcheol tersenyum dibuatnya. dirasa sudah menemukan pilihan yang tepat lalu setelahnya mereka memanggil waitress dan memesan makanan masing-masing
“kamu selalu sibuk kaya gini ya han?” seungcheol membuka obrolan setelahnya
“ya gitu deh Mas.. aku tuh praktek dari pagi sampe sore, belum lagi kalo ada jadwal operasi, bisa bisa ga pulang aku nya kkkkk” jeonghan mulai bercerita dari A sampai Z perihal aktifitasnya sehari-hari dan seungcheol hanya memperhatikan dengan sesekali bertanya apa yang ingin diketahuinya
“jarang pulang kerumah dong kamu?”
“nah itu dia Mas, makanya kaya kemarin pas aku inget udah janji sama adek-adekku langsung aku utamain, ketemu merekanya jarang banget soalnya” ujar han sedikit cemberut, sedih
“terus kalo pacar kamu mau ketemu gimana tuh?” tanya seungcheol tiba-tiba, mancing
jeonghan tertawa lalu menjawab “pacar dari mana Mas? aku ga punya waktu buat cinta-cintaan, lebih tepatnya gak ada yang mau ngertiin aku dan pekerjaanku” ujar jeonghan dengan tawa mirisnya
“emang kenapa kamu dan pekerjaanmu?” seungcheol bertanya lagi ingin mencari tahu, ngorek nih ceritanya
“ya kaya yang aku bilang tadi ituloh Mas, pekerjaanku yang udah pasti nyita waktu ini malah bikin aku jauh dari kehidupan luar.. yang aku tau bangun tidur aku ke rumah sakit, pulang-pulang aku tidur, gitu gitu aja kehidupanku Mas, flat“
belum sempat seungcheol menanggapi karena makanan mereka akhirnya sampai, mereka lalu menyantap makanan yang sudah dinantikan, apalagi jeonghan yang sudah lapar dan melupakan apapun yang sedang mereka bahas tadi. sedangkan seungcheol tampak berfikir, langkah apa yang selanjutnya harus ia ambil...
***
Saat ini mereka sedang berjalan disekitar Pacific Place tempat mereka janjian makan malam tadi, biar turun dulu makanannya kalau kata jeonghan.. mereka berjalan sambil mengobrol, pembahasannya bisa jadi penting atau random sekalipun.
lalu mereka sampai di basement tempat seungcheol memarkirkan mobilnya. seungcheol menawarkan diri untuk mengantar jeonghan pulang, alasannya “ini udah malam, Mas gak mau yaa tiba-tiba dapet kabar kamu diculik” yang dihadiahi pukulan pelan pada lengannya
namun jeonghan tidak menolak, lebih tepatnya gak bisa nolak. seungcheol sedikit berlari meraih handle pintu mobilnya, membuka pintu lalu mempersilahkan jeonghan masuk seperti memperlakukan seorang pangeran. jeonghan hanya menurut dan masuk, kemudian disusul seungcheol dan mereka berlalu meninggalkan tempat tersebut.
dijalan mereka hanya diam, entah mengapa tiba-tiba mereka tidak tau harus membahas apa lagi dan kemudian hening. jeonghan pun mengambil ponselnya dan menemukan sebuah pesan masuk
'Kak han... kak han dimana? ini ican di apart kakak tapi ican nekan bel gaada yg bukain.. kakak gak pulang? nginep di rs lagi?' kira-kira begini bunyi pesannya dan itu dari adiknya, Ican.
jeonghan langsung menelfon adiknya dan menyuruh untuk menunggunya didalam apartemennya saja. kebiasaan baik Ican maupun Seungkwan tidak akan mau langsung masuk begitu saja ke dalam apartemennya, gak sopan katanya, 'itu kan apartnya kakak, privasi kakak dong'
jeonghan hanya mendengus kesal ketika mengingat hal itu, jeonghan ini kakaknya tapi mereka memperlakukannya seperti orang lain, bahkan sudah diingatkan berkali-kali namun tetap saja.
“kenapa han?”
“ini loh Mas adikku si Ican, dia sekarang di apartku tapi bukannya masuk malah nekan-nekan bel nunggu dibukain. aneh.. aku udah bilang berkali-kali kalo ke apartku tuh langsung masuk aja tapi dua adikku ini gak mau, gak sopan katanya kalo main masuk aja, udah cape aku bilangin tapi tetep aja hhhh kesel tau ga Mas”
“yaa bagus dong kalo mereka tau sopan santun gitu, ga kaya si Mingyu tuh main masuk aja terus suka tereak tereak, suka kaget loh Mas kalo dia pulang dari mana-mana terus masuk-masuk kaya orangutan” ujar seungcheol dengan tawanya, membuat yang disamping ikut tertawa
“ih kamu ini Mas ada aja ngatain mingyu, gitu gitu adik kamu loh”
“hahahahaha iya gitu gitu adik Mas satu-satunya, makanya kalo Mas udah balik kerja dan lama ga pulang tuh paling kangennya sama dia” ucap seungcheol diselingi tawanya namun masih fokus menatap jalanan
mereka akhirnya sampai didepan apartemen dan bersamaan dengan itu tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, membuat jeonghan ingat akan sesuatu
“Ahh iya, jaket kamu Mas” jeonghan merogoh paper bag nya dan mengeluarkan jaket yang sudah dipinjamnya lumayan lama, hendak dikembalikan seperti rencana awal
“makasih yaa Mas kamu udah minjemin, padahal kita dulu cuma orang asing yang ga sengaja ketemu eh tapi kamu dengan baiknya mau minjemin aku ini hehehe” ucapnya sambil menyodorkan jaketnya pada seungcheol
“harusnya kamu pake ga sih?” seungcheol mengambil jaket itu, membukanya dan memakaikannya ke pundak jeonghan “hujannya deres loh, baju kamu tipis juga” jeonghan seperti de javu
jeonghan masih terdiam dengan yang seungcheol lakukan sampai seungcheol berkata “udah gak papa di kamu aja dulu, buat kamu juga gakpapa han”
“loh jangan dong Mas masa buat aku? ini kan jaket pemberian mingyu.. lagian kita ketemu hari ini juga karna aku mau ngembaliin ini jadi ini Mas ambil deh, aku lipet lagi yaa” belum sempat jeonghan melepaskan jaketnya, tangannya ditahan oleh seungcheol
“gak papa han buat kamu aja, biar setiap kamu pake ini kamu inget sama yang punya” seungcheol berucap dengan senyum serta lesung pipit diwajahnya, masih sambil menahan tangan jeonghan. mereka saling bertatapan untuk beberapa saat sampai akhirnya seungcheol menyudahi, sudah cukup dulu katanya dalam hati
jeonghan? mati-matian menahan degup jantungnya
kemudian seungcheol mengambil payung yang memang ia sediakan didalam mobil lalu membukanya dan bergegas keluar, membuka pintu bagian penumpang dan mengantar sang penumpang sampai ke lobby apartemen
“M-Mas...” panggilnya “makasih banyak yaaa” ucap jeonghan dengan senyum tulusnya, juga tidak enak karena lagi-lagi merepotkan seungcheol
“iyaa samasama, kalo gitu Mas pamit pulang dulu yaaa... salam buat adik kamu” yang dibalas anggukan oleh jeonghan, lalu seungcheol berlalu meninggalkan jeonghan, ia masuk dan melajukan mobilnya menjauh hingga hilang ditelan derasnya hujan
lalu jeonghan berbalik dan “Astaga! kamu kok disini?” siapa? ya tentu ican yang sedari tadi menunggu jeonghan
“kan udah kakak bilang kamu langsung masuk aja, kenapa bandel sih adeeek?” ujar jeonghan kesal namun berbeda dengan ican, dia hanya tersenyum jahil melihat kakaknya yang pulangnya diantar oleh pria gagah berbadan tegap berparas tampan.
“kak han, siapa tuh yang nganterin kakak tadi?” tanya ican dengan alis yang di naik turunkan plus senyum jahilnya
“temen kakak caaan”
“temen apa temeeen? eh salah.. temen apa demeeeen?” masih dengan senyum jahilnya
“ih apasih ican?! udah ayok sini masuk, lagian kebiasaan bukannya nungguin didalem aja malah nunggu disini” jeonghan tampak salah tingkah lalu mengomel tidak jelas, membuat ican semakin curiga
lalu kedua kakak-beradik ini masuk kedalam lift yang akan membawa mereka menuju lantai yang dituju, masih dengan ican yang curiga dengan tingkah sang kakak yang terlihat malu-malu...