jeongcheolpride

Second Time We Meet


“Han...” panggil seseorang

jeonghan mengedarkan pandangannya dan menemukan sosok yang dicarinya tengah mengangkat tangannya memberikan sinyal kalau disanalah dia duduk menunggu jeonghan, iya, siapa lagi kalau bukan seungcheol yang sedang menunggunya

“Mas.. udah lama? maaf yaa aku baru kelarnya jam segini” iya, jeonghan sudah telat sekitar 30 menit karena ada sedikit kendala

“gak papa kok, oh iya kamu mau pesen apa?”

“hmm apa yaaa” gumamnya sambil membolak-balikkan buku menu tersebut, sedikit berpikir memilih yang ini atau yang itu membuat seungcheol tersenyum dibuatnya. dirasa sudah menemukan pilihan yang tepat lalu setelahnya mereka memanggil waitress dan memesan makanan masing-masing

“kamu selalu sibuk kaya gini ya han?” seungcheol membuka obrolan setelahnya

“ya gitu deh Mas.. aku tuh praktek dari pagi sampe sore, belum lagi kalo ada jadwal operasi, bisa bisa ga pulang aku nya kkkkk” jeonghan mulai bercerita dari A sampai Z perihal aktifitasnya sehari-hari dan seungcheol hanya memperhatikan dengan sesekali bertanya apa yang ingin diketahuinya

“jarang pulang kerumah dong kamu?”

“nah itu dia Mas, makanya kaya kemarin pas aku inget udah janji sama adek-adekku langsung aku utamain, ketemu merekanya jarang banget soalnya” ujar han sedikit cemberut, sedih

“terus kalo pacar kamu mau ketemu gimana tuh?” tanya seungcheol tiba-tiba, mancing

jeonghan tertawa lalu menjawab “pacar dari mana Mas? aku ga punya waktu buat cinta-cintaan, lebih tepatnya gak ada yang mau ngertiin aku dan pekerjaanku” ujar jeonghan dengan tawa mirisnya

“emang kenapa kamu dan pekerjaanmu?” seungcheol bertanya lagi ingin mencari tahu, ngorek nih ceritanya

“ya kaya yang aku bilang tadi ituloh Mas, pekerjaanku yang udah pasti nyita waktu ini malah bikin aku jauh dari kehidupan luar.. yang aku tau bangun tidur aku ke rumah sakit, pulang-pulang aku tidur, gitu gitu aja kehidupanku Mas, flat

belum sempat seungcheol menanggapi karena makanan mereka akhirnya sampai, mereka lalu menyantap makanan yang sudah dinantikan, apalagi jeonghan yang sudah lapar dan melupakan apapun yang sedang mereka bahas tadi. sedangkan seungcheol tampak berfikir, langkah apa yang selanjutnya harus ia ambil...

***

Saat ini mereka sedang berjalan disekitar Pacific Place tempat mereka janjian makan malam tadi, biar turun dulu makanannya kalau kata jeonghan.. mereka berjalan sambil mengobrol, pembahasannya bisa jadi penting atau random sekalipun.

lalu mereka sampai di basement tempat seungcheol memarkirkan mobilnya. seungcheol menawarkan diri untuk mengantar jeonghan pulang, alasannya “ini udah malam, Mas gak mau yaa tiba-tiba dapet kabar kamu diculik” yang dihadiahi pukulan pelan pada lengannya

namun jeonghan tidak menolak, lebih tepatnya gak bisa nolak. seungcheol sedikit berlari meraih handle pintu mobilnya, membuka pintu lalu mempersilahkan jeonghan masuk seperti memperlakukan seorang pangeran. jeonghan hanya menurut dan masuk, kemudian disusul seungcheol dan mereka berlalu meninggalkan tempat tersebut.

dijalan mereka hanya diam, entah mengapa tiba-tiba mereka tidak tau harus membahas apa lagi dan kemudian hening. jeonghan pun mengambil ponselnya dan menemukan sebuah pesan masuk

'Kak han... kak han dimana? ini ican di apart kakak tapi ican nekan bel gaada yg bukain.. kakak gak pulang? nginep di rs lagi?' kira-kira begini bunyi pesannya dan itu dari adiknya, Ican.

jeonghan langsung menelfon adiknya dan menyuruh untuk menunggunya didalam apartemennya saja. kebiasaan baik Ican maupun Seungkwan tidak akan mau langsung masuk begitu saja ke dalam apartemennya, gak sopan katanya, 'itu kan apartnya kakak, privasi kakak dong'

jeonghan hanya mendengus kesal ketika mengingat hal itu, jeonghan ini kakaknya tapi mereka memperlakukannya seperti orang lain, bahkan sudah diingatkan berkali-kali namun tetap saja.

“kenapa han?”

“ini loh Mas adikku si Ican, dia sekarang di apartku tapi bukannya masuk malah nekan-nekan bel nunggu dibukain. aneh.. aku udah bilang berkali-kali kalo ke apartku tuh langsung masuk aja tapi dua adikku ini gak mau, gak sopan katanya kalo main masuk aja, udah cape aku bilangin tapi tetep aja hhhh kesel tau ga Mas”

“yaa bagus dong kalo mereka tau sopan santun gitu, ga kaya si Mingyu tuh main masuk aja terus suka tereak tereak, suka kaget loh Mas kalo dia pulang dari mana-mana terus masuk-masuk kaya orangutan” ujar seungcheol dengan tawanya, membuat yang disamping ikut tertawa

“ih kamu ini Mas ada aja ngatain mingyu, gitu gitu adik kamu loh”

“hahahahaha iya gitu gitu adik Mas satu-satunya, makanya kalo Mas udah balik kerja dan lama ga pulang tuh paling kangennya sama dia” ucap seungcheol diselingi tawanya namun masih fokus menatap jalanan

mereka akhirnya sampai didepan apartemen dan bersamaan dengan itu tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, membuat jeonghan ingat akan sesuatu

“Ahh iya, jaket kamu Mas” jeonghan merogoh paper bag nya dan mengeluarkan jaket yang sudah dipinjamnya lumayan lama, hendak dikembalikan seperti rencana awal

“makasih yaa Mas kamu udah minjemin, padahal kita dulu cuma orang asing yang ga sengaja ketemu eh tapi kamu dengan baiknya mau minjemin aku ini hehehe” ucapnya sambil menyodorkan jaketnya pada seungcheol

“harusnya kamu pake ga sih?” seungcheol mengambil jaket itu, membukanya dan memakaikannya ke pundak jeonghan “hujannya deres loh, baju kamu tipis juga” jeonghan seperti de javu

jeonghan masih terdiam dengan yang seungcheol lakukan sampai seungcheol berkata “udah gak papa di kamu aja dulu, buat kamu juga gakpapa han”

“loh jangan dong Mas masa buat aku? ini kan jaket pemberian mingyu.. lagian kita ketemu hari ini juga karna aku mau ngembaliin ini jadi ini Mas ambil deh, aku lipet lagi yaa” belum sempat jeonghan melepaskan jaketnya, tangannya ditahan oleh seungcheol

“gak papa han buat kamu aja, biar setiap kamu pake ini kamu inget sama yang punya” seungcheol berucap dengan senyum serta lesung pipit diwajahnya, masih sambil menahan tangan jeonghan. mereka saling bertatapan untuk beberapa saat sampai akhirnya seungcheol menyudahi, sudah cukup dulu katanya dalam hati

jeonghan? mati-matian menahan degup jantungnya

kemudian seungcheol mengambil payung yang memang ia sediakan didalam mobil lalu membukanya dan bergegas keluar, membuka pintu bagian penumpang dan mengantar sang penumpang sampai ke lobby apartemen

“M-Mas...” panggilnya “makasih banyak yaaa” ucap jeonghan dengan senyum tulusnya, juga tidak enak karena lagi-lagi merepotkan seungcheol

“iyaa samasama, kalo gitu Mas pamit pulang dulu yaaa... salam buat adik kamu” yang dibalas anggukan oleh jeonghan, lalu seungcheol berlalu meninggalkan jeonghan, ia masuk dan melajukan mobilnya menjauh hingga hilang ditelan derasnya hujan

lalu jeonghan berbalik dan “Astaga! kamu kok disini?” siapa? ya tentu ican yang sedari tadi menunggu jeonghan

“kan udah kakak bilang kamu langsung masuk aja, kenapa bandel sih adeeek?” ujar jeonghan kesal namun berbeda dengan ican, dia hanya tersenyum jahil melihat kakaknya yang pulangnya diantar oleh pria gagah berbadan tegap berparas tampan.

“kak han, siapa tuh yang nganterin kakak tadi?” tanya ican dengan alis yang di naik turunkan plus senyum jahilnya

“temen kakak caaan”

“temen apa temeeen? eh salah.. temen apa demeeeen?” masih dengan senyum jahilnya

“ih apasih ican?! udah ayok sini masuk, lagian kebiasaan bukannya nungguin didalem aja malah nunggu disini” jeonghan tampak salah tingkah lalu mengomel tidak jelas, membuat ican semakin curiga

lalu kedua kakak-beradik ini masuk kedalam lift yang akan membawa mereka menuju lantai yang dituju, masih dengan ican yang curiga dengan tingkah sang kakak yang terlihat malu-malu...

I Finally Found You


Seungcheol kesal, ia baru saja tertidur dan terpaksa harus bangun untuk membuka pintu apartemen mereka, beberapa panggilan tak terjawab dan spam imess dari mingyu membuatnya terbangun dengan mata yang sangat berat. mereka kedatangan tamu, kata mingyu ada temannya yang mau main ke apart hari ini..

“Sebentar..” teriak seungcheol masih dengan rambut yang mencuat kesana-kemari, tanda baru bangun tidur

Cosmic radiation

ceklek

“Loh Mas cheol? lagi di Jakarta tohh” ini soonyoung, yang kebetulan mengenal seungcheol

“Soonyoung? lah kamu yang mau main kemari? Mas kira siapa... ayo masuk masuk-

“Iya mas, ayok han..” ajak soonyoung yang langsung masuk ke dalam yang tanpa sadar meninggalkan dua orang yang bertemu tatap dalam diam.

Kedua pasang mata ini masih diam saling menatap...

“Kamu” ini jeonghan “Kamu” dan ini seungcheol, barengan

“Han- eh Mas..” iya ini mingyu yang berlari menghampiri mereka, hadir diantara kebingungan jeonghan dan seungcheol “bangun juga hehehe maaf yaa ganggu waktu tidur Mas abis mereka nyampenya pas aku lagi kebawah sih”

“M-Mas?” ucap jeonghan kebingungan

“Eh iya yaampun han kenalin ini tuh Mas gue, Mas seungcheol, kakak kandung gue..” “Mas, ini jeonghan temen aku dirumah sakit, sama-sama dokter juga” lalu mingyu mendekat dan berbisik pada seungcheol “ituloh.. yang mas tanyain kemarin wkwkwkwk” tentu saja jeonghan tidak dapat mendengarnya

Seungcheol tidak terkejut, ia sadar betul siapa pria manis didepannya ini. ia masih terdiam, jeonghan pun sama. mingyu yang melihat ada kecanggungan disini sempat bingung namun langsung menarik jeonghan “udaaah ngapain bengong sih? tadi aja semangat banget mau berantakin apart gue, udah ayo masuk” omel mingyu sambil mendorong tubuh jeonghan dari belakang seperti bermain kereta api

Seungcheol masih terdiam didepan pintu mencerna yang baru saja terjadi, namun perlahan senyum tipis menghiasi wajahnya, kemudian ia pun menutup pintu apart mereka.

***

Seungcheol sudah rapi dan bersih setelah mandi tapi tidak berniat kemana-mana, hanya izin pada mingyu katanya mau nyebat kebawah, tidak enak mengganggu quality time nya dokter-dokter ini. juga... masih kaget dengan pertemuannya dan jeonghan yang sangat tiba-tiba

Jeonghan juga sedari tadi hanya diam, dari awal masuk dia hanya diam mencerna apa yang terjadi...

pria yang meminjamkannya jaket pria itu disini.. dan ternyata dia adalah kakaknya mingyu

tunggu- kakaknya mingyu.. KAKAKNYA MINGYU? JAKET? JADI... BENERAN PUNYA MINGYU??

Jeonghan masih diam tapi matanya membelalak, tersadar dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. mingyu dan soonyoung yang sadar dengan perilaku aneh jeonghan kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya “Han? lu kenapa? jangan bilang lu kesurupan? WOI!!”

“Apasih goblok banget siapa yang kesurupan coba?” jawab jeonghan sambil menepis kedua tangan sahabatnya itu

“Ya elu tadi semangat banget tiba-tiba jadi diem diem bae begini, bikin overthinking tau ga” ucap soonyoung agak mendramatisir keadaan. jeonghan hanya memutar bola matanya malas, lalu tiba-tiba...

drrt.. drrt.. Lagi-lagi ponsel jeonghan berdering, kali ini sebuah pesan masuk

“ADUH GUE LUPA! gue ada janji sama adek-adek gue, yaampun mampus gue ini bakal kena omel duo maknae” ya jeonghan panik, soalnya takut adik-adiknya ngambek. hari ini harusnya mereka siblings date dan adik-adiknya sudah sampai di apartemennya. langsung saja dia cepat-cepat memesan grabcar untuk pulang ke apart

“Ini nih yang tadi semangat banget mau ngerusuh malah tiba-tiba mau pulang aja” mingyu pura-pura ngambek

“Aelah gyu udah tua, malu sama adek-adeknya han kalo lo juga ngambekan.. lagian kan han doang yang balik gue mah kagaaa, gue masih nunggu lo masakin ini, laper banget udah” ini soonyoung yang dengan santainya duduk disofa ruang tengah sambil memeluk toples kripik singkong kesukaan mingyu, prinsipnya anggap saja rumah sendiri. mingyu? hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya ini

“Sorry banget gyu, gue beneran lupaaa..” ucap jeonghan masih sambil berkutat dengan aplikasi ojolnya “yaudah gue balik yaa ini, have fun you two daaaah..

“Hati-hati lo” ucap kedua sahabatnya berbarengan dengan langkahnya yang meninggalkan mereka berdua di apart mingyu

***

Jeonghan menunggu grabcar nya yang belum juga sampai, ia juga memberi kabar pada adik-adiknya agar menunggu didalam apartnya saja. kasihan kalau nunggunya di lobby.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pundaknya, jeonghan berbalik dan mematung (lagi)

“Hai.. jeonghan?” iya, ini seungcheol yang sedari tadi sudah memperhatikan jeonghan tapi baru memberanikan diri menyapanya.

“Seungcheol” Ia menyodorkan tangannya, mengajak berkenalan karena kali ini seungcheol ingin berkenalan dengan benar..

“Ah iya.. jeonghan” jeonghan menjabat tangan seungcheol.. “Kak seungcheol?” ia bertanya memastikan

“Panggil Mas aja, han..” jawab seungcheol dengan lesung pipit tercetak jelas dipipinya

“Oh oke.. Mas seungcheol” ucap jeonghan mengulang panggilannya untuk seungcheol “Dunia sempit banget ya Mas, aku kaget banget waktu tau kamu kakaknya Mingyu”

“Kenapa? ga mirip ya? Iyasih.. lebih cakepan Mas lebih tepatnya wkwkwk” ucap seungcheol masih dengan lesung pipitnya, candu bagi siapapun yang melihatnya

Jeonghan terpesona untuk beberapa saat, lalu ia teringat sesuatu “ahh.. jaket! jaket Mas masih di aku..” ucapnya hampir seperti berteriak “sempat bingung gimana cara balikinnya, akhirnya kita ketemu lagi. aku pikir kalo kita ga ketemu lagi jaketnya jadi hak milik aku hehehe” ucapnya sedikit gamblang tanpa sadar membuat seungcheol tertawa dengan tingkahnya

“Eh tapi.. kemaren pas aku pake jaket itu, kata mingyu itu jaketnya dia” ucap jeonghan cemberut “itu jaketnya mingyu ya Mas?”

Seungcheol tertawa cukup keras “Engga, itu jaketnya Mas, tapi pemberian mingyu. dia emang gitu, semua barang Mas juga barang dia.. kaya jaket itu, jaket hadiah dari dia untuk Mas tapi dia juga yang pake” lalu mereka tertawa bersama, menertawakan tingkah mingyu

“Ngomong-ngomong, ini kamu udah mau balik han?”

“Eh iya Mas.. aku lupa aku ada janji sama adik-adik aku. udah lama juga ga ketemu mereka, habis aku sibuk terus di rumah sakit.. udah kangen banget sama mereka hehe” ucap jeonghan tersenyum sambil membayangkan adik-adiknya

“Pulang naik apa? mau Mas anter aja?”

“Eh gak usah Mas.. aku udah pesen grabcar kok.. bentar lagi juga nyampe jemputanku hehe”

“Oh gitu.. yaudah biar Mas tungguin sampe kamu dijemput ya” ucap seungcheol lagi-lagi tersenyum, tidak tau bahwa jeonghan sedang mati-matian menahan degup jantungnya, takut terdengar saking kuatnya

Hening. mereka sama-sama terdiam sampai...

“Han...”

“Iya Mas?”

“Kalo kamu mau balikin jaketnya, Mas ga mau dibalikin melalui mingyu yaa”

“Jadi gimana Mas?”

“Balikin sendiri” jawab seungcheol singkat, tersenyum namun menatap lurus ke depan. jeonghan? lagi-lagi merasakan degup jantungnya yang menjadi tak karuan

Lalu ia memberanikan diri, ia menyodorkan ponselnya pada seungcheol, seungcheol yang sadar akan hal itu terlihat kebingungan

“Aku minta kontaknya Mas.. biar bisa balikin sendiri” ucap jeonghan mati-matian menahan malunya.

Seungcheol tertawa kecil lalu mengambil ponsel jeonghan dan memasukkan kontaknya kedalam sana.

“Udah minta awas aja Mas nya ga di hubungin yaa.. jangan lupa balikin jaketnya” ucap seungcheol sedikit menggoda jeonghan

Jeonghan hanya tertawa kecil dan tak lama grabcar yang dipesannya pun sampai.

“Mas grabcar nya udah sampe.. aku pulang dulu yaa”

“Iya hati-hati han. inget loh nomer Mas jangan dianggurin” ucap seungcheol sedikit lebih keras soalnya jeonghan sudah jauh dari pandangannya

Jeonghan hanya tersenyum lalu akhirnya masuk ke dalam mobil, mobil pun bergerak perlahan mengantarkan penumpangnya, meninggalkan seseorang yang menatap kepergian yang lainnya tanpa berkutik dari tempatnya. sambil tersenyum mengingat betapa manis lawan bicaranya tadi..

Lalu seungcheol pun masuk kembali, tentu dengan senyum yang masih betah berdiam diwajah tampannya..

Rain and Him


Sudah hampir seminggu ini jeonghan kurang tidur, banyaknya jadwal operasi akhir-akhir ini dengan waktu yang berbeda membuat jeonghan harus stay dirumah sakit bahkan sampai menginap, belum lagi pasien rawat jalan yang setiap hari datang untuk berkonsultasi.

Seperti pagi ini yang sebenarnya adalah jadwal liburnya namun tiba-tiba jeonghan mendapat panggilan bahwa ada pasien yang baru saja menjadwalkan operasinya malam ini. mau tidak mau jeonghan harus tetap kerumah sakit siang ini untuk memeriksa pasien sebelum nanti malam akan dioperasi.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, jeonghan sedang bersiap untuk pergi ke rumah sakit namun tiba-tiba hujan turun dengan begitu derasnya. lalu ponsel jeonghan berdering tanda ada panggilan masuk

drrrt drrrt

“Halo nay”

“Halo dok.. dok udah dimana? saya mau ngingetin ini udah masuk jadwal pemeriksaan pasien yang mau dioperasi nanti malam dok” ini Naya, salah satu perawat di rumah sakit tempat jeonghan bekerja yang juga adalah asisten jeonghan

“Naya.. ini saya udah mau jalan, disini hujan deras banget.. tunggu sebentar ya”

“Baik dok, hati-hati ya dok..” lalu panggilan terputus

Jeonghan kemudian mengambil jaket dilemari dan sebuah payung lalu bergegas menuju rumah sakit.


Jeonghan baru saja memarkirkan mobilnya namun tidak lagi memakai payungnya, hanya memakai jaket lalu berlari kecil melesat masuk ke rumah sakit. dikejauhan ada mingyu yang sedang berjalan menuju keluar, sudah waktunya pulang

“Han.....”

“Eh gyu, udah mau balik?”

“Iya nih, lo kok masuk? bukannya hari ini libur yaa?”

“Ini gue tibatiba ada jadwal operasi, masih ntar malem sih tapi pasien harus diperiksa dulu makanya masuknya sekarang”

“Ohh gitu.. oke deh gue cabut dulu yaa, udah pegel banget ini”

“Iyaaa hati hati lo”

Baru beberapa langkah mingyu berjalan tapi tiba-tiba dia teringat sesuatu

“Haaan”

“Ya? Kenapa gyu?”

“Itu.. kaya kenal gue jaketnya..” Mingyu menatap han penuh selidik “Iya bener kaya jaket gueee, lo pake jaket gue ya?”

“Enak aja! jaket gue ini, gimana ceritanya bisa jadi jaket lo?”

“Tapi sumpah mirip jaket gue?!”

“Menurut lo gue maling jaket lo gitu? kurang kerjaan banget.. udah ah gue buru-buru ini” lalu jeonghan meninggalkan mingyu yang masih diam berpikir ditempatnya

“Sumpah tapi beneran kaya jaket gue” “Sejak kapan juga han punya jaket sama kaya gue? “Bodo ah gue mau pulang, pegel banget ini badan” Lalu mingyu pun pergi sambil berlari menerobos hujan yang masih lumayan deras.

Disisi lain, jeonghan baru sampai ke ruangannya, jeonghan meletakkan tasnya diatas meja lalu membuka jaket dan menggantinya dengan jas putih dokternya. kemudian ia menggantung jaket itu di freestanding coat diruangannya.

Jeonghan membuka beberapa berkas pasien dan menemukan nama pasien yang akan dioperasinya malam ini, dibawanya satu map itu untuk diberikan pada sang asisten. namun sebelum meninggalkan ruangan langkahnya terhenti, jeonghan berbalik dan memandang jaket itu agak lama. ia terdiam sesaat lalu tersenyum, teringat orang baik yang meminjamkan jaket itu untuknya. entah apa kabarnya ia tak tau, yang ia tau jaket itu selalu menghangatkannya disaat hujan menghampiri..

Lalu jeonghan keluar meninggalkan ruangannya...

Thinking about you

Cosmic radiation

Sesampainya di apartemennya, Seungcheol merebahkan dirinya di kasur empuknya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Terdapat sesuatu yang mengusik fikirannya saat ini. Bukan sesuatu.. Lebih tepatnya seseorang yang senyum manisnya masih terbayang jelas.

“Kayaknya gue pernah liat dia tapi dimana ya? Apa di pesawat? hmm tapi kan gue duduk di depan. Di mana ya?”

Ia masih mengingat, Ia ingin mengingat, lebih tepatnya.

Sosok bersuara manis dengan senyumnya yang tak kalah manis.

Sungguh, bayangannya makin jelas terbayang dibenak Seungcheol. Memikirkannya saja mampu membuatnya ikut tersenyum.

Senyum itu pudar perlahan saat chat adiknya terlintas dibenaknya.

“Gebetan Mingyu..”


Cosmic radiation

Di sisi lain, sosok yang Seungcheol fikirkan juga tengah memikirkan hal yang sama.

Jeonghan memandang jaket yang kini ia letakkan di atas sofa. Ia memandangnya lekat.

'Lesung pipit, bulu mata lentik.'

Jeonghan hanya menggumamkan hal tersebut. Hanya hal itu yang ia ingat dari sosok yang dua kali menolongnya tadi.

Pertama, mengambilkan snack kesukaannya. Kedua, meminjamkannya jaket.

Ia bermonolog dalam lamunannya.

“Ini masuk golongan minjemin gak sih?”

“Tapi kan gue gak tau alamatnya.. Namanya aj gue gk tau.. Arghh bego banget sih han gak nanya dulu tadi.”

“Trus ntar ini balikinnya gimana? Gak tau ah, klo ketemu lagi gue balikin, kalo nggak ya udah buat gue aja hehehe.”

“Tapi.. kenapa gue pengen ketemu dia lagi?...”

Meet you

Cosmic radiation

“Minyak udah, cola udah, nugget udah, apalagi yang belom?” Gumam Jeonghan bermonolog saat dirinya mendorong troli belanjanya.

Ia sdang berada di supermarket. Sepulang dari RS tadi, ia baru sadar jika ia telah kehabisan bahan makanannya. Sungguh, pekerjaannya terlalu menyita perhatiannya.

Langkahnya terhenti saat melihat deretan snack yang membuat matanya berbinar.

“Ihh tinggi amat sih.”

“Tapi pengen yang itu.”

“Ish ish ish gimana dong ini.”

Jeonghan menggerutu saat dirinya mencoba untuk menggapai cemilan favoritnya. Tanpa sadar, ia melompat beberapa kali namun nihil.. ia tidak bisa menggapainya.

Ia terus mengomel dengan mempoutkan bibirnya yang tanpa sadar membuat orang lain terkekeh pelan melihat kelakuannya.

“Mau yang mana? ini atau ini?” Ucap pria berlesung pipit yang entah berasal dari mana, yang tiba-tiba menawarkan bantuan.

Walau sempat kaget, yang ditanya langsung menunjuk cemilan favoritnya yang ingin ia gapai sejak tadi.

“Nih.” Ucap pria itu sembari memberikan snack yang ia ambil barusan.

“Emm makasih tapi— “

“Kenapa?”

“Hmm—”

“Ngomong aja gapapa.” Ucap pria itu saat melihat kegelisahan di wajah Jeonghan.

“Itu.. boleh ambilin lagi gak? Aku mau dua eh tiga hehehe.” Ucap Jeonghan dengan matanya yang berbinar yang entah mengapa membuat pria itu kembali terkekeh saat menatap wajah manis seseorang yang ia tolong saat ini.

“Nih.. suka banget ya?”

Jeonghan mengangguk mantap dengan matanya yang masih berbinar kegirangan.

“Makasih ya.”

“Sama-sama, aku duluan ya.”

Jeonghan mengangguk, membiarkan pria yang menolongnya barusan menghilang dari hadapannya.


Seungcheol melangkahkan kakinya santai keluar supermarket setelah membayar beberapa barang yang menjadi tujuannya kesana tadi.

Saat tepat berada di pintu keluar, ia menatap jalanan yang mulai basah karena entah mengapa hujan turun dengan perlahan.

Fokusnya beralih saat mendapati pria berkaos putih yang juga tengah menatap hujan dihadapannya. Pria yang baru saja ia tolong di dalam. Pria yang entah sejak kapan mulai menarik perhatiannya.

Cosmic radiation

/brukk/

“Duh maaf.” Ucap seseorang yang sejak tadi berada dalam pandangan Seungcheol. Pria itu berbalik arah tiba-tiba yang membuat tubuhnya menghantam tubuh Seungcheol singkat.

“Gapapa kok.. Eh ketemu lagi.”

“Oiya kamu yang di dalem tadi. Sekali lagi makasih ya.” Ucapnya dengan senyum di bibirnya yang lagi-lagi membuat Seungcheol ingin terus memerhatikannya.

Seungcheol mengangguk singkat.

Kini mereka sama-sama menunggu, sama-sama mengharapkan hujan reda agar bisa segera pulang. Tak ada percakapan. Hanya sama-sama berdiri menatap hujan yang malah seakan enggan berhenti.

“Makin deres ya.” Ucap Seungcheol memulai percakapan kecil diantara mereka.

“Iya nih.” Jawab Jeonghan dengan suara yang sedikit gemetar.

Saat itu juga, Seungcheol baru sadar jika pria di sampingnya hanya memakai kaos putih tipis. Tubuh itu sedikit bergetar dengan tangannya yang ternyata saling bergesekan mencari kehangatan. Ia dapat langsung memastikan bahwa pria itu kedinginan.

“Nih.”

Sepersekian detik kemudian, Jeonghan menoleh dengan sedikit heran saat Seungcheol mengulurkan jaketnya.

“Buat?”

“Buat kamu.”

“Eh jangan, ntar kamu kedinginan.. ujan loh ini.” Timpal Jeonghan kemudian.

“Yang kedinginan itu kamu. Nih.. Pake' ya! Lagian kamu cuma pake' kaos tipis gini mana mungkin gak kedinginan. Aku masih pake' hoodie kok ini.” Ucap Seungcheol panjang lebar sembari mengenakan jaketnya pada pria di hadapannya.

“Mmm..makasih padahal..” Ucapan Jeonghan terhenti saat Seungcheol memberi sinyal bahwa ia akan mengangkat telfonnya yang baru saja berdering.

“Bentar ya.”

Jeonghan mengangguk mengiyakan. Tanpa sadar, netranya fokus pada pria yang telah dua kali menolongnya hari ini.

“Hmm maaf ya, aku harus ngurus sesuatu. Kamu tunggu hujannya reda aja. Aku duluan ya.. See you!” Ucap pria itu sedikit terburu namun lembut dengan lesung pipit yang terlihat semakin dalam.

“Eh.. tapi ini..” Ucapan Jeonghan terpotong saat hanya punggung pria itu yang terlihat dan kian menjauh menerobos hujan.

“Duh ini gimana gue balikinnya ya.” Gumamnya singkat.

Cold After The Rain


Sekarang udah pukul 8 malam, mingyu sedang membereskan meja kerja dan ruangannya. Dia tidak akan meninggalkan ruangannya dalam keadaan berantakan karena pria ini dasarnya emang super rapi dan bersih.

Chat terakhir yang jihoon kirim 15 menit lalu katanya sudah On the way. Mingyu pun sudah membuka jas putih dokternya, dengan lengan kemeja yang dilipat hingga siku dan rambut yang sudah mulai turun menutupi jidatnya, mingyu duduk menunggu jihoon di lobby Rumah Sakit.

“DUARRRR!!!”

“AYAM AYAM!” ini mingyu, kaget. “Yaelaaah nyong gue kira siapa, kalo jantung gue copot gimana?” Ya itu soonyoung yang ngagetin mingyu

“Jantungan tinggal ke UGD noh.. lagian ngapain masih disini? Perasaan kalo hari kamis jam segini lo udah menghilang” tanya soonyoung yang sekarang sudah duduk disamping mingyu

“Gue lagi nungguin temen, biasalah kalo Mas cheol lagi disini bujang jogja pada ribut ngajak mabu mabu hahahahhaha”

“Hih dokter apaan yang mabu mabu? besok lu masih masuk kerja yaa gyu”

“Kagaaa gue kaga minum banyak banyak tenang aja lo- eh ini temen gue udah nyampe depan. Lo balik juga apa masih ada urusan?” kata mingyu sambil membaca chat dari jihoon

“Gue balik dong, harusnya juga balik dari tadi sih cuma pasien gue lumayan banyak hari ini hhhh tapi anak-anaknya pada lucu-lucu banget deh gyu huhu”

“Anak orang mulu lo ajak main, anak sendiri noh bikin”

“Yaudah yuk sayang kita bikin ;)”

“IH OGAH! Bikin sana sama dokter doy, kan doi demen lo” mingyu dan soonyoung masih ribut sambil jalan ke parkiran

“SSSSTTT apaan sih, jangan kenceng kenceng gue males banget kalo ada yang denger dikira gue beneran suka lagi”

“Lagian lu betah banget ngejomblo, yang ngedeketin seabrek”

tiiin tiiin

Itu jihoon yang udah nunggu dengan kaca jendela yang dibuka, cuaca sehabis hujan ditambah dinginnya AC buat jihoon ga tahan dingin. Dari kejauhan udah kelihatan mingyu yang berjalan ke arah mobilnya sambil asik mengobrol dengan seseorang. Semakin dekat semakin jihoon merasa gak asing dengan seseorang itu hingga semakin sosok itu mendekat jihoon pun sadar siapa sosok tersebut.

Disisi lain juga soonyoung masih asik mengobrol dengan mingyu hingga ketika mingyu sudah menemukan keberadaan temannya, gak sengaja mata soonyoung juga mengikuti arah pandang mingyu dan soonyoung mematung ditempatnya

Lalu mata mereka bertemu.


“Ji, kok diem aja? Lu ga kesambet setan rumah sakit kan? Hiiii serem banget mana malam jumat lagi” Ini mingyu yang katanya capek abis kerja tapi entah dari mana energinya masih kelihatan full

“Ji” “ujiii” “JIHOON!!!”

“Buset apaan mingyu yaAllah jangan bikin gue kaget lagi nyetir iniiii”

“Yang ada elu kali ji yang jangan ngelamun lagi nyetir.. Lagian lu diajak ngobrol kok malah diem, itu diem mulu dari tadi kenapa coba? Lagi ada masalah lu?”

“Kaga, diem deh lu ribut bener! katanya capek tapi ngoceh mulu pusing gue dengernya”

“Sensi banget kaya anak perawan” Kata mingyu yang cuma ditatap sinis sama jihoon, lebih baik gak dijawab karena saat ini dia terlalu sibuk bergelut dengan pikirannya.


“Wesss dokter muda tamvan kita udah nyampe sama bebeb uji” Ini seokmin, gak kalah berisik dari mingyu

Jihoon cuma diam, sedang tidak mood menanggapi ocehan seokmin. Dia langsung duduk disamping cheol dan memeluk sahabatnya itu. Sudah lama tidak bertemu.

“Bang, sehat lo? Udah dari kapan disini? Lo kalo balik jakarta jangan diem diem aja dong”

“Hahahaha maaf deh ji, bukan ga ngabarin tapi emang belom ngabarin aja.. belum juga 2 hari gue disini” “Gue sehat, lo gimana? ini tampang kusut begini kenapa?”

Dari semua anak bujang jogja, jihoon memang lebih dekat dengan seungcheol. Bahkan ketika dia mati-matian jaga moodnya yang lagi ga bagus itu didepan mereka tapi tidak dengan seungcheol, seungcheol terlalu peka dengan suasana hati jihoon saat ini.

“Gue akhirnya ketemu Dia bang”

“Dia? Dia siapa ji?” Seungcheol tampak berpikir, “Eh bentar.. maksud lo soonyoung?”

“Iya, tadi gue ketemu dan ternyata soonyoung temennya mingyu. Haha dunia sempit banget ya.. Gue selalu berdoa sama Tuhan supaya diketemuin sama dia, bertahun-tahun gue nyari dia yang sebenarnya dia ga jauh jauh dari gue. Buktinya ini dia temennya mingyu, temennya temen gue sendiri hahaha” Ucap jihoon dengan kekehan pilunya

“Terus abis ini lo mau ngapain ji?”

“Gue juga gak tau bang gue harus ngapain. Gue sebenernya seneng banget tapi pas udah ketemu orangnya gini gue malah ciut”

“Kejar ji, lo masih sayang kan sama dia?”

“Emang sayang doang cukup bang? Kesalahan gue udah cukup fatal dulu. Gatau diri banget kalo gue datang-datang ngajak dia balik sama gue, ga tentu juga dia mau nerima gue lagi”

“Yaa pelan-pelan dong ji. Buat dia yakin kalo lo ga bakal ngulang kesalahan yang sama. Yakinin dia kalo lo sayang dia, bertahun-tahun loh lo galauin dia, nyari-nyari dia, ini Tuhan udah kasih lo kesempatan ketemu. Udah waktunya lo lakuin yang harusnya lo lakuin.”

“Gue takut bang, gue takut dia gak mau ketemu gue lagi”

“Dicoba dulu ji. Gak ada yang tau kalo gak dicoba”

“Hmm gue coba bang, mungkin emang udah waktunya gue nebus kesalahan gue ke soonyoung. Makasih ya bang, sabar banget lo denger curhatan gue dari dulu wkwkwk”

“Santai ji kaya sama siapa aja deh lo”

“Hehh malah curhat berdua. Bukan lo aja yang mau ngobrol sama seungcheol, kita kita juga” Ini minghao yang dari jauh udah mantau dua orang ini curhat, tapi dia gak tau apa yang mereka bicarakan. Oh iya, minghao ini sepupunya jihoon.

“Kokoh mah udah ketemu dari tadi, gue kan baru ketemu ini koh” sahut jihoon, yang dipanggil kokoh hanya memutar bola matanya malas. Iya dikeluarga mereka yang lebih tua dipanggil kokoh

“Hahahahaha tenang hao sampe pagi ini kita, masih banyak waktu kalo mau ngobrol” Kata seungcheol biar mereka gak berantem

“Apaan gaada ya gue besok kerja. kalo kalian mau sampe pagi gue ga ikutan deh” Siapa lagi kalau bukan mingyu. “Mas pulang sama anak-anak aja ntar biar aku pulang pake mobil Mas”

“Iya gampang itu dek”

Mereka lanjut berbincang-bincang masalah pekerjaan, kehidupan sehari-hari, soal asmara dan lain-lain. Seharian juga gak akan cukup kalau bujang jogja udah ngumpul. Satu orang saja kisah kehidupannya bisa dari sabang sampai merauke, belum lagi yang lain. Ketemu juga jarang.

Disela-sela mereka mengobrol, ada satu orang yang sedari tadi pikirannya tidak disini. Jihoon sibuk memainkan ponselnya, menghubungi teman lamanya untuk meminta kontak soonyoung.

Dan ketika jihoon mendapatkan kontaknya, jihoon langsung saja menghubungi soonyoung, mantan kekasihnya.

Yoon Jeonghan, anak pertama dari 3 bersaudara, asli surabaya tapi sekeluarga tinggal di ibukota. Jeonghan memiliki 2 adik laki-laki yaitu Yoon Seungkwan dan Yoon Chan. Seungkwan merupakan mahasiswa tingkat akhir dan Ican masih menduduki bangku SMA. Tiada hari tanpa baku hantam dikeluarga ini.

Jeonghan adalah seorang dokter dan itu membuatnya sangat sibuk bahkan sering sekali menginap dirumah sakit karena jadwal operasi yang banyak. Dan hal ini membuatnya tidak memiliki waktu untuk berhubungan dengan siapapun. Jeonghan pernah beberapa kali menjalin hubungan namun kandas karena kesibukannya yang jarang bisa membagi waktu luangnya.

Orangtuanya juga tidak memaksa anaknya untuk cepat-cepat menikah. Karena menyadari bagaimana sibuknya jeonghan yang bahkan kadang lupa memperhatikan dirinya sendiri, apalagi memperhatikan orang lain.

Semua perhatiannya hanya untuk pasien-pasien yang membutuhkannya.

Namun terkadang orangtuanya juga mengingatkan bahwa jeonghan membutuhkan seseorang untuk menjaganya.

Jeonghan tidak begitu mengkhawatirkan itu karena dia percaya dia akan bertemu orang yang tepat pada waktunya.

Dia juga tidak begitu jago dalam sebuah hubungan karena selama hidupnya hanya ia habiskan untuk belajar dan mengejar cita-citanya menjadi dokter, dan di usia 25 tahun jeonghan sudah berhasil menjadi dokter spesialis orthopedi.

Jeonghan berprofesi sebagai dokter spesialis orthopedi di Rumah Sakit yang sama dengan Mingyu dan ada satu lagi teman mereka, Kwon Soonyoung. Mereka merupakan rekan satu tempat kerja. Mereka berteman sedari kuliah kedokteran hingga sama-sama menjadi dokter hanya saja berbeda bidang spesialis. Mingyu merupakan dokter spesialis saraf atau Neurologis sedangkan Soonyoung merupakan dokter spesialis anak. Mereka sama sibuknya namun tetap menyempatkan untuk bertemu walau hanya makan siang bersama. Dan menjadi sibuk tidak membuat Jeonghan merasa kesepian karena adanya mereka.

Prolog

Choi Seungcheol, anak pertama dari dua bersaudara, adalah orang asli jogja yang merantau ke ibukota bersama sang adik, Choi Mingyu. Keduanya memutuskan untuk tinggal di ibukota dikarenakan Mingyu yang seorang dokter di rumah sakit ternama di Jakarta dan Seungcheol adalah seorang pilot dan sudah bekerja selama 5 tahun dan ditugaskan dari penerbangan Bandara Soekarno-Hatta.

Di Jakarta, mereka tinggal disebuah apartemen mewah didaerah SCBD. Walaupun mereka tinggal berdua, tapi kalau kata mingyu seperti tinggal sendiri, karna jadwal penerbangan yang padat membuat seungcheol hanya menginjakkan kakinya di apartemen seminggu sekali- ah tidak... sebulan sekali bisa jadi.

Orangtua mereka sering mengeluh ingin anak-anaknya tinggal bersama mereka di Jogja, namun apa boleh buat mereka sudah ditetapkan bekerja di Jakarta.

Apalagi Seungcheol, orangtuanya sudah sangat menginginkan menantu namun pria yang satu ini lebih memilih karir.

Dikenal sebagai orang yang gila kerja, Seungcheol memang benar-benar tidak memiliki seseorang yang sedang dipacari atau didekati.

Banyak pramugari/pramugara yang mendekatinya namun tak dihiraukan.

Sudah berapa kali juga orangtuanya mengenalkan seungcheol dengan anak kerabat mereka, namun semua memilih untuk berhenti ditengah jalan.

Selain Seungcheol yang sulit membagi waktu luangnya, Seungcheol juga terlalu dingin hingga tidak sedikit yang menyerah mendekatinya.