soonyoung terduduk lemas, ia masih mencerna apa yang baru saja terjadi. ia mengingat kata demi kata yang jihoon sampaikan dengan entengnya. tanpa soonyoung sadari air matanya jatuh entah sejak kapan. ia mengingat kembali rasa sakit hatinya dulu, terlintas begitu saja.

'bahkan sampe saat ini juga gue terlihat gampangan dimata lo ji hahaha' bisiknya lirih

bagi soonyoung, jihoon saat ini masih saja sama seperti jihoon 3 tahun yang lalu. jihoon yang egois, hanya mementingkan dirinya sendiri. seperti hari ini saat ia mengutarakan perasaannya tanpa memikirkan apa yang sudah soonyoung lalui. bagaimana soonyoung yang sudah baik-baik saja, dan memintanya kembali sama seperti soonyoung harus kembali mengulang kisah pahitnya bersama orang yang sama. tentu saja soonyoung tidak mau..

disela tangisnya, tiba-tiba ada tangan yang menyodorkan sebuah sapu tangan. soonyoung mendongak melihat siapa orang itu, seorang pria yang sangat tampan

“hai.. uhm... kayanya kamu butuh ini”

soonyoung masih terdiam memerhatikan orang itu dan tangannya secara bergantian

“gapapa.. pake aja. ini bersih kok..”

soonyoung mengambilnya “thanks..”

pria itu mengambil tempat disamping soonyoung, ia duduk disampingnya

“kamu gapapa?”

“uh? ngga, gapapa kok”

“itu hidung kamu meler loh”

“hah?” soonyoung buru-buru membersihkannya, ia malu.. wajahnya memerah hingga telinga, tapi ia masih bertanya dengan polosnya “udah aku bersiin, masi meler gaa?”

yang ditanya hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya “udah engga kok”

lalu tiba-tiba pria itu menerima telfon dan harus pergi saat itu juga, “aku pergi dulu, gapapa itu buat kamu aja yaaa”

“tapi—” soonyoung hendak menjawab namun kalimatnya dipotong oleh pria itu

“jangan lama lama yaaa sedihnya”

lalu orang itu pergi meninggalkan soonyoung yang masih terdiam menatap kepergiannya