seungcheol sudah selesai bersih-bersih dan sekedar bersantai di balkon kamar hotelnya. sebentar lagi waktunya ia tidur. namun dalam sekejap mata seungcheol wajah seungcheol tampak murung kembali. mingyu dan sikapnya benar-benar membuat ia lelah, sudah cukup sabar seungcheol selama ini menghadapi sikap adiknya.

lalu sebuah pesan masuk setelahnya yang membuat seungcheol hanya menghela nafasnya pelan dan menatap seseorang yang sedang melambaikan tangannya dari arah kolam renang. seungcheol hanya balas tersenyum dan bangkit untuk menghampiri orang itu.

seungcheol yang tadinya sudah memakai piyama pun hanya memakai jaket sebagai atasan karena malam sudah semakin larut. dari kejauhan tampak jisoo —seseorang yang mengiriminya pesan tadi— sedang duduk dipinggir kolam dan mengayun-ayunkan kakinya ke air. jisoo lalu bangkit dan tersenyum begitu hangat saat melihat seungcheol menghampirinya.

“Mas..”

seungcheol hanya tersenyum. “udah malam kenapa kamu malah disini? ntar sakit loh.”

jisoo hanya tersenyum menanggapi lalu menarik seungcheol untuk duduk disalah di kursi yang tersedia disana.

“kamu udah mau tidur Mas?”

senyum seungcheol memudar seketika.

“tadinya..”

jisoo menatap seungcheol dengan perasaan khawatir. “ kamu kenapa Mas?”

seungcheol menghela napasnya sejenak.

“mingyu, soo.”

jisoo tau, mingyu adalah salah satu topik sensitif bagi seungcheol. jisoo tau seberapa rindunya pria disampingnya ini pada adik satu-satunya itu. walaupun sebenarnya ia tak tahu dengan pasti apa penyebab renggangnya hubungan kakak-beradik itu.

jisoo mengusap lengan seungcheol berusaha menenangkan. “kamu tau kamu bisa cerita apapun itu sama aku, Mas.” ucapnya sambil tersenyum hangat. “mau cerita?”

seungcheol mengangguk. ia rasa sudah waktunya ia menceritakan semuanya.

jisoo pun hanya menunggu seungcheol untuk bercerita.

“sebenernya... ini ada kaitannya dengan orang itu.”

“maksudnya... mantan kamu Mas?”

seungcheol mengangguk lagi. “mingyu itu sahabatnya mantanku. dan dia ga terima aku nyakitin sahabatnya.”

“Mas sorry.. tapi memangnya kamu ngelakuin apa?”

“aku bahkan ga ngelakuin apa-apa, soo. aku hanya menyanggupi maunya dia untuk putus, karena aku juga merasa dia benar-benar mau udahan waktu itu. tapi aku gak tau apa yang terjadi setelahnya sampai-sampai mingyu segitu marahnya sama aku.”

“kalo boleh tau.. putusnya kenapa Mas?”

seungcheol menahan napasnya.

“it's okay kalo kamu belum bisa cerita Mas.. jangan dipikirin ya”

“dia belum sepenuhnya percaya sama aku, Jisoo. dan aku sangat-sangat kecewa dengan fakta itu. aku pikir usahaku selama ini sudah cukup untuk buat dia ga meragukan aku, tapi beberapa hal menyakitkan yang dia katakan buat aku jadi ga percaya diri untuk ngelanjutin hubungan itu lagi.”

“kalo aku boleh tau Mas.. gimana perasaan kamu ke dia sekarang?”

“aku sedang berusaha soo, selama ini aku selalu usaha untuk menghilangkan perasaanku.”

jisoo hanya tersenyum dan menggenggam jemari seungcheol. “mau aku bantu?” tawarnya.

seungcheol menoleh dan menatap lekat manik hitam pria manis disampingnya.

“aku bakal bantu kamu pelan-pelan, Mas.

jujur, aku pengen masuk ke hati kamu. aku mau.. kalo kamu izinkan Mas.”

seungcheol terdiam sesaat. bukan hanya malam ini, tapi sudah beberapa kali ia memikirkan tentang hubungannya dengan pria manis disampingnya ini. daripada meragukan jisoo, ia lebih meragukan dirinya sendiri. seungcheol takut kalau ia belum benar-benar siap membuka hatinya untuk orang lain.

namun orang ini adalah Jisoo. orang yang belakangan selalu bersamanya. orang yang begitu tulus dan sabar padanya. dan seungcheol nyaman, sangat nyaman.

perlahan seungcheol merasa semua rasa ragunya sirna, kini ia menghela napasnya sebentar dan mengangguk mantap.

“aku mau coba soo, kalo orang itu kamu.”

jisoo balas tersenyum sama hangatnya. ia sangat bahagia mendengar jawaban seungcheol. tadinya jisoo sudah siap jika penolakan yang ia terima. namun alih-alih penolakan, seungcheol menerima niat baiknya. senyumnya benar-benar sangat manis karena rasa bahagianya. perlahan ia dekatkan wajahnya dengan wajah pria didepannya. namun saat hidung mereka bersentuhan, ia mundur.

“ma-maaf Mas..”

seungcheol merasa jisoo masih terlalu berhati-hati. maka ia yang perlahan memajukan wajahnya dan mengecup pelan bibir pria manis didepannya.

“Mas udah bilang kan Mas mau mencoba.” ujarnya dengan senyum hangat.

jisoo hanya tersenyum begitu manis dengan rona merah pada pipinya. seungcheol hanya terkekeh melihatnya. jisoo mendekatkan dirinya dengan mengecup bibir seungcheol sekali lagi lalu memeluknya dengan erat. “makasih, Mas.” ujarnya tepat ditelinga seungcheol.

seungcheol mengangguk. ia merasa sudah saatnya ia membuka diri. malam ini, ia resmi membuka hatinya untuk pria manis dalam pelukannya ini.

dan berusaha menutup hatinya untuk orang itu.