Saat ini Seungcheol sedang menyetir bersama sang kekasih yang duduk manis disampingnya. Alunan musik pada radio saat ini turut menemani keduanya yang sedang asik bercengkrama, lebih tepatnya Seungcheol yang tak henti-hentinya menceritakan tentang anak-anak a.k.a bujug. Mulai dari Jihoon yang sedikit cuek namun sebenarnya sangat ramah, Minghao yang frontal dan blak-blakan dan tak lupa Seokmin yang paling berisik diantara semuanya. Terlihat jelas Seungcheol begitu merindukan teman-temannya hingga pria yang lebih tua itu tak bisa diam dan terus berbicara. Tentu saja Jisoo tampak bahagia melihatnya. Hal itu sukses menarik perhatiannya.
“Mas.. seneng banget kah?”
“Hah? kenapa nanya gitu?”
“Kamu sadar gak sih kamu ribut sendiri dari tadi?”
Seungcheol sedikit terkekeh.
“Mungkin karena Mas kangen banget sama mereka kali yaa..”
“Kalo sama aku ga kangen?”
Seungcheol lagi-lagi terkekeh
“Dari pagi ke malem Mas sama kamu terus?”
Jisoo hanya diam saja tak menanggapi, cemberut. sontak saja Seungcheol mencubit hidungnya gemas.
“Nanti kalo Mas flight lagi, pasti Jisoo orang pertama yang Mas kangenin..” Ujar Seungcheol sedikit menggoda kekasihnya. Senyum Jisoo pun kembali mengembang.
Tak terasa mereka sudah sampai disebuah cafe tempat biasanya anak-anak bujug berkumpul. Seungcheol dan Jisoo pun turun dari mobil mereka.
“Ini tuh tempat biasanya kita ngumpul yang.. dari dulu banget.”
“Pantes kamu excited banget..”
Seungcheol hanya tersenyum dan mengangguk antusias. Ia mengecek ponselnya dan benar saja, teman-temannya sudah sangat berisik bertanya dimana kah Seungcheol dan takut pria itu membatalkan janji. Seungcheol hanya terkekeh kecil, kemudian ia gandeng tangan kekasihnya dan membawanya masuk ke dalam untuk bertemu teman-temannya.
“Cheol..?”
Seokmin yang pertama kali menyambut kedatangan sang kawan. mereka berpelukan begitu erat dan saling menepuk pundak satu sama lain.
“apa kabar brader?”
“baik. gue baik banget.. Ji.. Hao..” Seungcheol menyambut pelukan kedua teman lainnya dan melepasnya saat menyadari kekasihnya yang berdiri kikuk dibelakangnya.
“Oh iya.. kenalin ini Jisoo.”
Jisoo pun sedikit maju dan menyalami ketiga sahabat kekasihnya itu.
“Widih siapa nih Cheol?”
“Calon gue.”
Seungcheol tampak menoleh dan tersenyum pada kekasihnya saat mengatakannya.
“Asek bener Cheol balik-balik udah bawa calon aja” tukas Hao.
“Iya nih Mas.. Calon yang bener-bener calon nih?” goda Jihoon.
Seungcheol hanya tertawa ringan menanggapi teman-temannya yang sudah pasti kepo itu.
“Doain aja yaa..” Ucapnya sembari menggenggam tangan kekasihnya.
“Wihh berarti udah gak galau lagi ama Jeong— ADUH!” Si Seokmin ini, padahal sudah dirapatkan sebelum ngumpul untuk jangan menyebut masalalu Seungcheol. Mungkin waktu rapat dia tidur kaya anggota DPR, makanya keceplosan. Berakhir dengan di sikut oleh Jihoon.
“Mas, Jisoo, ayo duduk dulu, kalian pesen apa?” Jihoon mencoba mengalihkan pembicaraan.
Jisoo tahu apa maksud pembicaraan Seokmin, terlihat jelas dari senyum Seungcheol yang tiba-tiba memudar. Sebenarnya Jisoo sedikit penasaran karena Seokmin hampir menyebut nama orang yang menjadi masa lalu kekasihnya. Namun ia tak pernah ingin tahu lebih lanjut, itu hanya masa lalu, dan sekarang hanya ada ia dan Seungcheol. Ia ingin lebih fokus untuk membuat Seungcheol bahagia daripada mencari tahu tentang masa lalu kekasihnya.
Mereka pun duduk dan segera memesan makanan masing-masing. Setelahnya hanya mengobrol ringan sekedar menanyakan kabar dan juga sudah pasti kepo pada hubungan Seungcheol dan kekasihnya. Mereka mengintrogasi keduanya habis-habisan. Pantas saja Seungcheol merindukan mereka, ternyata mengobrol bersama mereka bisa membuatnya lupa waktu dan menghilangkan stress, pikir Jisoo. Apalagi mereka baik padanya dan Jisoo merasa diterima dengan baik oleh sahabat kekasihnya.
“Mas.. aku ke toilet dulu ya..”
“Huum hati-hati kepleset babe”
Jisoo hanya terkekeh. Kadang-kadang kekasihnya ini memang garing.
Setelah Jisoo pergi, sontak saja ketiga sahabatnya merapatkan diri mereka dengan Seungcheol.
“Lo beneran udah okay Mas?” ini Jihoon.
“Iya Cheol, beneran udah gak kepikiran sama yang dulu?” yang ini Hao.
“Ho'oh.. nemu aja lo yang bening-bening Cheol..” yang ini... Seokmin-_-
Segera saja Seungcheol menggeplak kepalanya. “Pacar gue itu!”
“Yeeeuuu bucin apa sosoan bucin lo?” Sahut Seokmin sambil mengelus kepalanya.
“Tapi serius Cheol, lo beneran udah gak papa? Gue gak mau lo nyakitin anak orang dan diri lo sendiri.” Ujar Hao sedikit sarkas, sudah biasa.
“Gue justru baik-baik aja setelah ketemu dia hao, ji, seok. Untuk masalalu gue... Gue gak tau, gue terus coba untuk lupain itu pelan-pelan. Apalagi kemarin gue ketemu lagi sama dia.”
“Jeong...han?” Jihoon sedikit menurunkan volume suaranya dan melihat ke kiri dan kanan, takut terdengar oleh orang lain apalagi Jisoo.
“Please.. Jangan sebut nama itu untuk hari ini. Gue takut kalian kelepasan lagi”
“Iya iya sori dah gue lupaaa” Ujar Seokmin merasa tersindir.
Seungcheol mendengus pelan. “Jadi kemarin gue ketemu dia... sama Mingyu, dan ternyata mereka pacaran”
“HAH?” Ketiganya refleks teriak, terkejut.
“Kok bisa Mas?” tanya Jihoon.
“Ya mana gue tau Ji.. Yang parahnya lagi, Jisoo itu sahabatnya Jeonghan dari SMA”
“Hah bentar.. Jisoo? Sahabat Jeonghan?” Jihoon tampak berpikir. “Hah? Hong Jisoo? Pacar lo Hong Jisoo Mas?”
Seungcheol mengangguk dan sedikit heran. “Iya kok lo tau Ji?”
“Anjir ya tau Mas.. Gue satu sekolahan sama Jeonghan dan Soonyoung kalo lo lupa. Itu Jeonghan sama Jisoo ibarat amplop ama perangko, alias deket banget?!”
“Yaudah santai aja donk sayang ngomongnya, napas dulu napas” Celetuk Seokmin yang mendapat tatapan sinis dari Jihoon.
Seungcheol hanya menghela napasnya pelan. “Iya gue juga kaget pas Jisoo ngajak gue ketemu sahabatnya dan tau-tau itu dia.”
“Lo yakin bakal gak papa bahkan setelah ketemu mantan lo?” Hao kembali bertanya.
Seungcheol terdiam cukup lama tapi ia mengangguk setelahnya.
“Gue harus baik-baik aja Hao.. Gue udah mutusin jalan mana yang gue pilih, dan gue milih membuka hati gue untuk Jisoo.”
“Lo udah sayang sama pacar lo? Cinta?” masih Hao yang kepo.
“Gue sayang sama Jisoo. Kalo cinta... belum? Maybe. Gue masih mencoba.”
“It's okay Cheol.. Hidup lo kan jalan terus nih, lo ga harus stuck sama satu orang apalagi orang itu nyakitin lo. It's okay kalo lo mau coba untuk bahagia, gue dukung apa pun keputusan lo. Lagian cinta datang karena terbiasa, jadi nikmatin aja prosesnya bro..” Celetuk Seokmin yang mendapat 4 jempol dari Hao dan Jihoon.
Seungcheol tertawa geli mendengarnya.
“Thanks Seok.. That's mean a lot for me.”
Mereka berempat terus berbincang hingga Jisoo pun kembali ke tengah-tengah mereka. Saat Jisoo baru saja duduk disampingnya, Seungcheol langsung menggenggam tangan kekasihnya. Jisoo sedikit heran dengan tingkah Seungcheol akhir-akhir ini yang menjadi super clingy. Tapi ia suka. Sangat suka. Jisoo merasa peluangnya semakin terbuka, maka dengan senang hati ia membiarkan apapun yang Seungcheol lakukan padanya.
Berbeda dengan Seungcheol, dibalik sikapnya yang berubah menjadi super clingy, ia berusaha mati-matian meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sudah baik-baik saja. Bahwa ia sudah move on. Dan bahwa saat ini ada Jisoo, dan hanya harus Jisoo yang menempati hatinya, bukan orang itu.