Puzzled
Minghao menatap cincin yang baru saja bertengger di jari manisnya. Bersamaan dengan senyumnya yang kian merekah. Begitu pula hatinya yang begitu berbungah.
Ya.. Kini ia telah resmi menjadi suami sang kasih.
Sepersekian detik kemudian, ia kembali menatap sang suami yang juga menatapnya dengan tatapan yang begitu lembut dan penuh akan kasih sayang.
Kedua mempelai sama-sama diliputi perasaan berbungah yang kian memuncak.
“I'll always love you, my love.” Ucap Jun final sebelum mengecup lembut bibir sang kasih.
Bertepatan dengan tepuk tangan dan juga gemuruh sorak suara yang memenuhi ruang.
.
Saat ini, bukan hanya keduanya yang tengah berbungah.
Para kerabat serta sahabat mereka pun turut merasakan perasaan sukacita. Turut bahagia akan kebahagiaan kedua mempelai, bahkan ada pula yang turut sedih karena harus merelakan sang sahabat.
Seokmin, Soonyoung, dan Jihoon terlihat begitu bahagia dengan tepuk tangan dan seruan yang tak henti mereka lontarkan.
Berbeda dengan Jeonghan yang kedua manik matanya tengah berkaca-kaca.
Entahlah.. Ia hanya terharu, turut merasakan euforia kebahagiaan yang begitu memenuhi sang ruang.
“Jangan nangis dong.” Ucap Mingyu pada sosok di sebelahnya.
“Gak nangis kok.” Ujar Jeonghan yang terus menghadap ke langit-langit ruang.
Entah apa yang terjadi pada keduanya setelahnya.
.
Mari berpindah pada satu sosok.
Satu sosok yang hanya tersenyum getir sejak ia melangkah masuk tadi. Sosok yang berusaha tersenyum sebisanya.
Choi Seungcheol.
Ya.. Apa yang ia khawatirkan benar terjadi. Ia benar-benar menemukan sosok yang begitu ia hindari.
Ia melihat sang mantan tengah menggandeng lengan adik kandungnya, Mingyu di ujung ruang.
Ia seakan tengah ditampar oleh kenyataan.
Kenyataan jika di sini, ia masih mencinta. Berbeda dengan sang cinta yang ternyata telah menemukan cintanya.
Hati Seungcheol patah... patah untuk kedua kalinya.
.
Belum sempat ia menyelasaikan lamunannya, ia seakan kembali dipermainkan oleh sang takdir.
Jantungnya berdegup tak karuan saat ia sadar jika sang kasih tengah berada di hadapanya.
Ya.. Yoon Jeonghan.
Jeonghan tengah berada di hadapannya.
“Mas Seungcheol!!?”
Sapa Jeonghan dengan senyumnya yang merekah saat mendapati keberadaan sosok yang telah lama ia cari.
“Mas kemana aja sih?!” Ucapnya seraya memeluk sosok yang hanya bisa diam terpaku.
“Eh maaf mas.” Ucap Jeonghan saat sadar jika tak seharusnya ia memeluk sang sosok.
Seungcheol terdiam.
Ia bingung untuk bersikap.
“Mas kemana aja sih?” Tanya Jeonghan lagi yang lagi-lagi hanya dijawab dengan keterdiaman.
“Kalo orang nanya tuh jawab mas!” Ucap Mingyu yang tiba-tiba telah hadir diantara keduanya.
“G-gyu.. mas gak ngapa-ngapain han kok.” Ucap Seungcheol gugup, entah apa yang ia katakan.
“Hah apaan sih mas gak jelas! Mending mas anterin Jeonghan deh sana. Gue duluan ya han.” Ucap Mingyu yang membuat Seungcheol mengerutkan keningnya.
Ia benar-benar tak dapat membaca situasi saat ini.
“Mas? Ayo!”
Ajak Jeonghan kemudian seraya menarik lengan Seungcheol yang masih kebingungan.