New York, Oct 28 2021

seungcheol hanya mendengus saat membaca pesan dari adiknya. mingyu terlihat begitu marah saat ini, entah mengapa adiknya jadi sebegitu marahnya padahal ia belum benar-benar mendengarkan ceritanya dari sisi seungcheol. ia juga menjadi khawatir pada mantan kekasihnya itu tapi ia menjadi sedikit tenang karena ada mingyu disana yang menjaganya.

seungcheol baru saja landing saat ia membuka pesan dari adiknya itu. ternyata pesan itu dikirim kemarin dan ia baru melihatnya hari ini saat menghidupkan ponselnya. seungcheol sengaja mematikan ponselnya karena ia yang sedang bekerja dan juga benar-benar ingin menenangkan diri. ia memutuskan untuk tidak membalasnya karena tidak ingin bertengkar dengan mingyu. namun tak dapat dipungkiri pesan itu menyambut harinya dengan suram.

“capt?

capt cheol?”

satu suara membuyarkan lamunan nya.

“eh.. sudah beres semuanya?”

“sudah capt. ini saya bawakan juga koper capt nya”

seungcheol menggaruk pipinya yang tak gatal “ah maaf.. saya jadi lupa sama koper sendiri.”

orang itu hanya terkekeh menanggapi. “it's okay, capt.” lalu mendudukkan dirinya disamping seungcheol.

“capt nginap dimana malam ini?”

“uhm.. saya kayanya mau cari hotel yang lebih dekat ke kota. kamu?”

“saya mungkin yang deket sini aja capt”

seungcheol hanya mengangguk.

“lusa masih penerbangan sama saya kan?”

“iya masih capt. 10 hari kedepan kayanya sama capt terus nih”

ya, orang itu adalah co-pilot baru yang selalu bertugas bersama seungcheol. seungcheol diberi tanggung jawab untuk membimbing sang co-pilot sampai benar-benar mahir dan menjadi pilot sepertinya.

“capt?”

seungcheol menoleh. “ya?”

“maaf kalau saya lancang tapi sepertinya.. suasana hati capt sedang ga baik?”

“keliatannya begitu?”

pria disebelahnya mengangguk. seungcheol hanya tersenyum kecut.

“uhm.. saya bersedia loh kalo capt mau cerita.”

“haha kamu jangan kaku banget. kalo diluar jam kerja jangan panggil saya capt”

“gak papa saya lebih suka begini capt.”

seungcheol terkekeh. “itu... saya gak papa kok”

“capt pikir saya percaya?

saya hampir sebulan loh bareng capt terus. ya ga penuh sebulan sih, soalnya kan ada liburnya tapi.. kata anak-anak capt ga pernah ambil liburnya. uhm.. saya tau sih pasti ada yang ga beres cuma ya saya tunggu capt cerita aja”

seungcheol lagi-lagi tersenyum kecut. “gitu ya?”

pria disebelahnya mengangguk.

seungcheol memang terlihat sedikit kacau belakangan ini. sang co-pilot yang sudah terbilang cukup mengenal sosok partner kerja nya itu memang merasa ada yang berbeda dari sang capt. seungcheol memang terlihat rapi dan wangi seperti biasanya, namun wajahnya begitu lesu dengan kantong mata yang semakin hari kian jelas terlihat. dan tentu saja hal itu menyita perhatian beberapa awak maskapai terutama dirinya.

pernah diam-diam sang co-pilot memergoki sang capt sedang menangis. hanya menangis dalam diam. dan ketika ia mencoba menegur seungcheol, pria itu buru-buru menghapus air matanya. walau pergerakannya tak terlalu terlihat tapi ia tahu, sang capt memang sedang menangis.

untungnya seungcheol adalah seorang yang profesional. ia benar-benar akan berkonsentrasi penuh saat bekerja. namun auranya akan berubah sendu ketika ia kembali pada kehidupan biasanya.

“capt”

lagi-lagi pria disampingnya membuyarkan lamunannya

“capt bisa cerita sama saya kalo capt mau”

seungcheol menghela nafasnya pelan

“saya cuma lagi bingung, sama pilihan saya.”

“maksudnya capt?”

“saya sedang lari. lari dari semuanya. bagi saya semua sudah berakhir dan terlalu sakit untuk tetap stay karena yang saya ingat hanya dia dan dia saja.

saya bingung apa keputusan saya sudah tepat?”

pria disampingnya tampak kebingungan.

“haha.. saya baru putus dari pacar saya”

dan pria disampingnya hanya menanggapi dengan membentuk mulutnya seperti huruf 'o'. seungcheol terkekeh melihatnya. pria disampingnya pun ikut terkekeh.

keduanya lalu terdiam cukup lama..

sampai sang co-pilot membuka suara,

“life goes on, capt. stay if you think you deserve to stay. atau sebaliknya.

saya memang gak tau masalahnya apa. tapi saya percaya, capt pasti gak asal ambil keputusan.”

seungcheol hanya tersenyum menanggapinya.

“saya disini capt. capt bisa cerita apapun ke saya yaa”

seungcheol terdiam cukup lama, lalu ia menoleh sambil tersenyum hangat.

“thank you, Jisoo”