Minwon

tw// kiss

Mingyu melangkah keluar menenteng martabak yang Wonwoo inginkan.

Kedua sisi bibirnya tertarik membentuk senyuman yang menemani jalan pulangnya barusan. Ia tersenyum memikirkan bagaimana kekasihnya yang akan tersenyum bahagia melahap martabak yang dibawakannya.

Semenjak berpacaran dengan Wonwoo, Mingyu sering ke sana untuk sekedar tidur ataupun makan karena kini, ia sangat merasa kesepian di apartnya. Begitu pula sebaliknya, terkadang, Wonwoo berada di apart milik Mingyu.

Tak dapat dipungkiri, Mingyu suka berada di rumah Wonwoo. Ibunya begitu menyambutnya dengan begitu baik. Bahkan, Ibu Wonwoo sering memasakkan Mingyu makanan kesukaannya. Ibu seakan menganggap Mingyu anaknya hingga terkadang Wonwoo akan protes dan berkata:

“Ini yang anak Ibu tuh aku apa dia sih!”

Dan seperti biasa pula, Ibu dan Mingyu hanya akan terkekeh melihat kelakuan sang pilot itu.

/tok-tok/

“Sayang sayang sayangnya mingyu, aku dateng bawa martabak kesukaan kamu.” Ucap Mingyu sedikit berteriak karena si empunya rumah tak kunjung membukakan pintu.

“Sayang!!”

“Sayang!!”

“Ketiduran nih pasti.” Gumamnya seraya menarik kenop pintu membukanya dengan mudah.

“Ceroboh banget sih mas ini kalo ada yang nyulik kamu gimana ntar.” Gerutunya karena pacarnya yang sering lupa mengunci rumahnya itu.

“Sayang! Sayang! Mana sih sayang gue” gerutunya kembali saat tak kunjung menemukan kekasihnya.

“Tidur beneran deh kayaknya.” Gumamnya sembari melahkankan kaki menuju kamar si pacar.

Ia membuka knop itu perlahan, tak ingin mengagetkan jika pacarnya benar tertidur.

Senyumnya mengembang tatkala melihat kekasihnya tengah meringkuk di atas kasur kesayangannya.

Ia mengusap pucuk rambut itu, berniat membangunkannya.

“Sayang.. Bangun dulu yuk.. Aku udah bawain martabak kesukaan kamu.” Ucapnya begitu lembut yang membuat Wonwoo sedikit bergerak namun masih menutup erat kedua maniknya.

“Hnggg ngantuk.”

“Bangun dulu ya..”

“Aku ngantuk, gyu..” Rengek Wonwoo dengan mata yang masih menutup.

“Ya udah tidur lagi aja. Biar aku yang ngabisin martabaknya. Dadah sayang!” Ucap Mingyu dengan cengirannya yang membuat Wonwoo membuka matanya dengan sedikit kesal.

“Bodo! Abisin aja semuanya!” Ucapnya sembari menenggelamkan dirinya ke dalam selimutnya lagi.

“Ih sayang jangan ngambek dong, aku kan cuma bercanda..” Ucap Mingyu dengan nada sedihnya yang membuat Wonwoo terkekeh di dalam selimutnya.

“Bodo! Pergi sana lo!” Ucap Wonwoo masih dari dalam selimutnya.

“Yah sayangnya mingyu gak boleh ngambek dong.” Ucap Mingyu masih mencoba merayu pacarnya itu.

“Pulang sana!” Teriak Wonwoo kemudian.

Senyam sesaat. Namun, sepersekian detik selanjutnya, Wonwoo dikagetkan dengan seseorang yang kini tengah mendekapnya dari belakang.

“Ih lepas!” Ucap Wonwoo saat menyadari jika kini, Mingyu telah berada di dalam selimutnya juga.

“Gak mau.. Aku mau meluk kamu ampe kamu gak ngambek lagi.”

Wonwoo berusaha membuka selimutnya, entah mengapa berada di dekat Mingyu sedekat ini membuatnya kehilangan nafasnya.

“Lepas! Aku gak bisa nafas.” Ucap Wonwoo yang berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Mingyu hingga sikunya mengenai perut Mingyu.

“Aakhhh..” Rintih Mingyu tiba-tiba.

“Lebay banget deh.” Ucap Wonwoo yang telah berhasil melepaskan diri dari Mingyu.

Ia tersenyum lega namun senyumnya berganti raut khawatir saat melihat Mingyu yang terlihat begitu kesakitan yang juga tengah memegangi perutnya.

“Aaaakhh..” Rintihnya lagi.

“Eh? Sakit beneran?” Tanya Wonwoo dengan nada yang mulai khawatir.

Mingyu tak menjawab, ia hanya membalasnya dengan rintihan yang ia lirihkan.

Wonwoo kembali mendekat, ia merasa bersalah telah berlaku kasar pada kekasihnya itu.

“Maafin aku.. Aku gak sengaja.. Sakit banget ya?” Tanya Wonwoo yang kini telah mengusap perut Mingyu yang masih terbalut kemejanya.

“Aakhhh..”

“Maaf..”

“Sini..” Ucap Mingyu menyuruh Wonwoo kembali berbaring di sampingnya.

Wonwoo menurut.

Ia menatap manik Mingyu dengan perasaan bersalah yang masih menyelimutinya.

Mingyu juga menatap lekat kedua manik milik kekasihnya. Senyumnya perlahan mengembang.

“Sayang aku jangan sedih gitu dong.” Ucap Mingyu seraya mencubit pipi pacarnya itu.

“Ih! Udah dibilang jangan nyubit pipi! Sakit tau.” Gerutu wonwoo dengan bibirnya yang mulai mengerucut sejak tadi.

Mingyu hanya terkekeh pelan melihat tingkah manis kekasihnya.

“Masih sakit?” Tanya Wonwoo masih dengan nada khawatirnya.

Mingyu menggeleng sembari menangkupkannya tangannya pada wajah sang kekasih, membuat jarang diantara mereka semakin menipis hingga keduanya dapat saling meraskan deru nafas yang perlahan saling berhembus.

Sepersekian detik selanjutnya, jarak diantara keduanya menghilang berganti dengan pagutan manis yang seakan tak ingin dilepas oleh keduanya. Berawal dengan kecupan singkat namun berlanjut dengan keduanya yang kini telah memejamkan matanya, sama-sama menikmati pagutan yang kian dalam setiap detiknya. Keduanya sama-sama tenggelam hingga lenguhan demi lenguhan lolos begitu saja.

Mingyu melepas pagutan itu sesaat kemudian sedikit bangkit hingga kini ia telah mengukung sang kekasih di bawahnya.

Ia kembali meraup bibir tipis itu dengan begitu lembut. Keduanya kembali saling bermain dalam ritme dengan sesekali terhenti mencari udara untuk bernafas sejenak. Permainan yang begitu lembut namun menuntut hingga Mingyu melepas pagutannya sejenak guna menatap sang kekasihnya yang telah sedikit terengah serta berantakan akibat ulahnya.

“Jangan diliatin gitu, Mingyu!” Ucap Wonwoo dengan rona merah yang telah memenuhi wajahnya.

“Hehehe” Mingyu hanya terkekeh pelan lalu kembali mendekatkan wajah sang kekasih. Namun, gerakannya terhenti saat mendengar satu suara yang membuatnya terbahak seketika.

/krucuk-krucuk/

“HAHAHA bilang dong mas kalo laper.” Goda Mingyu pada Wonwoo yang telah menutup mukanya dengan kedua tangannya. Ia malu.

“M-m-martabaknya mana?” Ucap Wonwoo yang kini telah menenggelamkan rasa malunya.

“Ada kok di dapur.”

“Ya udah minggir! Aku mau makan.” Ucap Wonwoo berusaha bangkit namun terhalang oleh Mingyu yang masih berada di atasnya.

“Tapi ini kan belom selesai mas.. Aku belom cium kamu disini.. disini.. disini.. disini juga..” Ucap Mingyu yang dengan polosnya mengusap leher serta dada Wonwoo yang masih terbalut kain.

“Mesum banget sih!! Cepet minggir ato nggak kita putus!”

“Eh yang kok gitu sih!”

“Bodo! Aku laper! Minggir!” Ucap Wonwoo dengan sedikit berteriak.

“Iya sayang iya tapi suapin aku ya..” Rengek Mingyu yang tak digubris oleh Wonwoo yang telah meninggalkannya.

“Sayangnya aku.. Tunggu!”

“Bodo! Gak bakal aku kasih!” Teriak Wonwoo kemudian yang membuat Mingyu kembali terkekeh dengan sikap manis kekasihnya.