mingyu terbangun karena jeonghan menggeliat direngkuhannya. entah bagaimana caranya tapi saat ini jeonghan sedang tertidur dipelukannya padahal semalam seingat mingyu ia hanya berbaring sendiri disana dan menyuruh jeonghan untuk tidur dikamarnya sendiri. posisi mereka saat ini adalah di sofa ruang tengah apartmen jeonghan dan mereka semalaman tertidur disana.

mingyu tersenyum sambil memandangi wajah pulas jeonghan. jeonghan benar-benar manis bak malaikat. hati mingyu berdebar. ia elus pelan surai rambut jeonghan dan mencium pucuk kepalanya. setelahnya mingyu membiarkan dirinya kembali tidur dengan mengeratkan pelukannya pada jeonghan.

***

“dasar deh kak han kebiasaan kebo banget kalo tidur” omel chan karena telfonnya tak kunjung diangkat oleh jeonghan.

“yaudah sih tar tinggal masuk aja, kan pin apartnya kita tau” sahut seungkwan santai. masih pagi ini.

pagi ini, sebelum cfd-an seungkwan dan chan berencana mampir ke apartmen jeonghan karena ibu mereka memasakkan makanan kesukaan sang anak tertua. mereka berencana menitipkannya dulu—kemudian cfd-an—lalu kembali lagi untuk sarapan bersama. kalo cfd-an sesudah sarapan yang ada mereka keburu malas karena kekenyangan.

saat mereka sampai didepan pintu utama apartment jeonghan, mereka menekan bel beberapa kali namun tetap tak ada sahutan.

“pencet aja pin nya udaah” ujar seungkwan yang dibalas anggukan malas oleh chan.

akhirnya mereka putuskan untuk masuk dan sekedar meletakkan makanan titipan itu dulu tanpa membangunkan sang kakak. namun alangkah terkejutnya seungkwan dan chan saat melihat penampakan dua pria dewasa yang tidur sambil berpelukan di sofa ruang tengah tersebut dan salah satunya adalah jeonghan, kakak mereka. lalu siapa yang satunya ini?

“kak han??!!” teriak chan. seungkwan sampai ikut kaget.

kedua pria dewasa itu menggeliat dan membuka mata mereka pelan. masih tak menyadari kehadiran chan dan seungkwan yang melongo melihat pemandangan didepannya. —padahal cuma pelukan elah dek, cuddle ceunah—

jeonghan perlahan membuka matanya dan sedikit mendongakkan kepalanya yang langsung dihadapkan dengan wajah mingyu.

“morning..” sapa jeonghan dengan suara paraunya.

mingyu pun ikut membuka matanya.

“hey.. morning” sahut mingyu dengan suara yang sama paraunya. mingyu mengecup pucuk kepala jeonghan sekilas.

jangan tanyakan dua adik jeonghan yang semakin tidak bisa berkata-kata setelah melihatnya. bahkan seungkwan memalingkan wajahnya.

“KAK HANNN?!!!!” teriak chan sekali lagi. sontak membuat kaget kedua pria dewasa yang masih saling menatap itu.

“adek?!!!” seru jeonghan buru-buru melepaskan dirinya dari mingyu, begitupun mingyu.

mereka berdua terduduk dengan wajah sama kagetnya.

“kakak ngapain sama laki-laki ini??? aku aduin ibu ya!!!” ujar chan masih sedikit menaikkan intonasi suaranya.

“dek tenang dulu biar kakak jelasin. jangan teriak-teriak masih pagi dek ya ampun” sahut jeonghan. “kwan si adek ajak duduk dulu, kita ngobrol”

seungkwan pun menyuruh chan untuk duduk dulu dan chan menuruti dengan nafas yang masih tersengal. entah mengapa ia begitu kesal.

jeonghan beranjak ke dapur dan mengambil air putih untuk ketiga orang diruang tengah apartmentnya. meninggalkan mingyu dan kedua adiknya dengan suasana yang begitu canggung.

tak lama setelahnya jeonghan kembali dan memberikan air putih pada mereka bertiga sebelum ia membuka suara.

“ini mingyu, temen kakak.. masa kalian ga inget sama kak mingyu? temennya kakak selain kak nyongie” jelas jeonghan sepelan mungkin.

chan mengernyitkan keningnya. “kak migu yang dulu sering kerumah?” tanya chan akhirnya.

“iya deeek.. yang sering main PS sama kamu dulu loh, masa lupa”

“ah kwannie inget! dulu kan sering jajanin kita kinderjoy loh dek” sahut seungkwan.

“hmm iya aku inget. terus tadi peluk peluk kenapa? kakak pacaran sama kak migu?”

keduanya tersentak baik jeonghan maupun mingyu. mereka bingung mau menjawab apa. kalau jawab iya, mereka belum pacaran. kalau jawab tidak, pasti dua adiknya ini bakal protes dengan apa yang mereka lihat tadi.

lama mereka terdiam sampai mingyu akhirnya menjawab “doain aja ya dek, kak migu masih ngedeketin kakak kalian nih” dengan nada tulusnya.

seungkwan mengangguk dan tersenyum senang.

“semoga berhasil kak migu hehehe” ujar seungkwan.

chan menoleh pada seungkwan tak percaya, seungkwan saat iniyang sedang menyengir gak jelas.

“oh iya kalian ngapain kesini pagi-pagi? hari libur juga.. biasanya masih tidur??”

mereka hampir melupakan tujuan awal mereka kesini.

“ini ibu bikinin sarapan buat kak han.” jelas seungkwan sembari memberikan totebag berisi makanan itu.

“kita mau cfd-an kan gamungkin bawa-bawa ini. tadinya mau nitipin dulu di apart kakak eh taunya batal cfd-an garagara....” chan menggantung kalimatnya. jelas terdengar nada tidak suka dari cara bicaranya.

“ekhem..” mingyu berdehem tak enak. “maaf ya chan, kak migu jadi ga enak..”

chan hanya mengangguk terpaksa.

“uhm.. kalo gitu aku balik ya han..”

aku

jeonghan sedikit tersipu dengan perubahan penyebutan diri diantara mereka secara tiba-tiba.

“gyu jangan balik dulu.. sarapan bareng dulu yuk? ini ibu masaknya banyak loh”

chan sedikit membelalakkan matanya. sedikit, ga sampe melotot. kaget sekaligus tak suka.

“iya kak migu.. sarapan dulu aja bareng kita, bener itu ibu masaknya banyak banget!” ujar seungkwan antusias.

chan cepat-cepat menoleh. kali ini baru sampe melotot.

“gak papa nih?” tanya mingyu sembari menggaruk tengkuknya.

“gak papa udahh ayo ke dapur bantuin aku siapin alat makannya. yuk” ajak jeonghan pada mingyu.

kemudian mereka berdua beranjak menuju dapur meninggalkan seungkwan dan chan diruang tengah.

chan mendengus kesal, ia mencubit pipi seungkwan. kebiasaannya kalau kesal malah nyubit pipi bukannya pukul.

“apasih?” tanya seungkwan berbisik.

“kok kak kwan dukung mereka sih?”

“loh kenapa? kan kak migu baik ih”

“tapi masih baikan Mas cheol!” jawab chan ketus.

seungkwan hanya geleng-geleng kepala. selain jeonghan, chan juga sama belum move on nya seperti sang kakak.

“kak han kan udah lama putus sama Mas cheol, masa dia ga boleh pacaran sama orang lain? aneh deh kamu” ujar seungkwan santai.

chan kembali mencubit pipinya, tandanya semakin kesal.

“sakit ihhh apasih—

“Deek.. sini makannya disini”

belum sempat seungkwan membalas, jeonghan sudah memanggil mereka untuk segera ke ruang makan untuk makan bersama.

chan buru-buru meninggalkan seungkwan sebelum nanti seungkwan membalas cubitannya.

“dasar bocah awas aja ya lo” monolognya sambil mengelus pipinya yang kebas.

setelahnya hening menyelimuti acara sarapan bareng ketiga kakak beradik dan calon pacar sang kakak itu. suasana masih terasa canggung dengan chan yang bersikap tidak ramah hanya dari caranya memandang mingyu. jeonghan sadar betul akan sikap adik bontotnya itu, begitupun seungkwan. tapi tak ada yang berniat menanyakannya lebih lanjut.

sedangkan mingyu, ia hanya terus berusaha bersikap se-normalnya saja. ada perasaan lega karena seungkwan terlihat welcome padanya, namun yang mengganggu pikirannya adalah chan masih terlihat kesal pada dirinya. menurut mingyu ini adalah PR-nya selanjutnya, menaklukkan anak terakhir keluarga yoon tersebut.