Mingyu, Mas Wonwoo & Ibu

Mingyu menatap arlojinya lekat. Masih terdapat sekitar dua jam lagi sebelum teman mas nya yaitu Wonwoo dan ibunya tiba. Ya, mereka sudah mendaftar untuk melakukan konsultasi sore ini.

Entah mengapa inderanya fokus menatap foto profil imess teman mas nya itu. Entah mengapa senyumnya turut merekah saat menatapnya.

Entahlah.. mungkin.. ia tertarik (?)


Wonwoo mengedarkan pandangannya mencari sosok adik Seungcheol yang katanya akan menghampirinya dan ibunya di depan RS.

“Sebentar ya bu, aku telfon dulu dokternya.” Ucapnya pada ibunya yang kini sudah duduk di sofa yang terletak di depan resepsionis.

Wonwoo menatap layar handphone yang sejak tadi berada dalam genggamannya, hendak mencari nomer Mingyu. Gerakan tangannya terhenti saat seseorang dengan jas putih mendekat ke arah mereka tiba-tiba.

“Sore tante, mas Wonwoo kan ya?” Sapanya begitu ramah dengan senyumnya yang terus mengembang.

“Mingyu?” Tanya Wonwoo memastikan sosok dihadapannya.

“Iya mas, saya Mingyu, adiknya mas Seungcheol.” Jawab Mingyu masih dengan senyumnya yang begitu merekah.

“Ya ampun ganteng banget dokternya Ibu.” Ucap Ibu tiba-tiba kemudian.

“Hehehe makasih Ibu. Tapi menurut saya, masih gantengan anak Ibu loh.” Timpal Mingyu yang sesekali melirik Wonwoo dihadapannya.

Wonwoo hanya menanggapi ucapan Mingyu dengan senyuman.

“Sorry ya ampe kamu yang nyamperin kita. Padahal aku ama Ibu bisa nanya resepsionis dimana ruangan kamu.” Timpal Wonwoo kemudian.

“Eh.. Gapapa banget kok mas. Jemput ke rumah pun saya jabanin mas. Mari bu, mas.” Ucap Mingyu seraya mengiring keduanya menuju ruangannya.


Setelah konsultasi..

“Jangan lupa diminum ya bu obatnya, diperhatikan juga makanannya. Minggu depan kita liat perkembangannya.” Jelas Mingyu setelah sesi konsultasi mereka selesai.

“Makasih ya nak Mingyu. Kamu udah punya pacar belum?” Ucapan Ibu membuat melongo kedua orang lainnya yang berada di ruangan tersebut.

“Eh.. belum bu.” Ucap Mingyu sedikit terbata.

“Wah sama dong ini Wonwoo juga belum. Wonwoo ini pilot gyu, duh cocok banget ini ama dokter ganteng kayak kamu.” Timpal Ibu yang membuat keduanya saling melirik satu sama lain.

“Ibu ih! Sorry ya gyu Ibu emang suka ngomong yang aneh-aneh.” Timpal Wonwoo kemudian.

“Hehe gapapa kok mas. Kali aja emang jodoh kan?” Ucap Mingyu yang malah tersenyum ke arah Wonwoo.

“Aamin.” Ucap Ibu yang menyadarkan Mingyu dan Wonwoo yang lagi-lagu sedang bersitatap.

“Udah ah bu ayo pulang. Sekali lagi makasih ya gyu. Ntar aku traktir kamu ya kapan-kapan.”

“Lah kok kapan-kapan sih mas?” Ucap Ibu yang ikut campur dalam percakapan keduanya.

“Iya kan abis ini aku balik kerja bu.”

“Siap mas. Chat saya aja mas, saya siap sedia 24/7 kalo buat ditraktir ama mas Wonwoo.”

“Oke. Eh oiya dari tadi aku mau bilang, gak usah terlalu formal gyu ama aku. Pake' aku-kamu aja gak usah sampe saya-kamu gitu.”

“Oiya ya mas, oke deh.”

“Mari bu, mas, aku anter ke depan.”

“Eh gak usah gyu.”

“Ayo nak Mingyu.” Jawab Ibu yang sudah menggandeng Mingyu.

“Ibu ih kasian Mingyu nya loh.”

“Gapapa kok mas. Aku malah seneng bisa lama-lama ama mas.”

“O-oke.”

“Oiya mas ada yang kelupaan.”

“Hah? Apaan gyu?” Tanya Wonwoo saat keduanya telah berada di parkiran. Ibu Wonwoo sudah berada di kursi penumpang.

“Aku boleh chat kamu kan mas?”

“Buat?”

“Pdkt mas.”

“Hah?”

“Ya udah ya mas, hati-hati. Aku masuk dulu.” Ucap Mingyu seraya pergi meninggalkan Wonwoo yang masih mencerna kalimat terakhir yang ia ucapkan barusan.