Kita akan baik-baik saja bukan?
hari ini jeonghan selesai lebih cepat dari biasanya. selain pasien yang tidak begitu ramai, jeonghan juga ingat bahwa seungcheol akan menjemputnya namun kali ini sedikit membuat jantungnya berdebar, karena tadi pagi seungcheol mengatakan kalau ada sesuatu yang ingin dibicarakan
bohong jika jeonghan tidak berfikir kejauhan, ia memikirkan sesuatu yang hatinya inginkan selama ini. apa ini saatnya? Mas mau nembak- ah masa sih? ucapnya dalam hati
jeonghan pun keluar dari rumah sakit dan mendapati seungcheol sedang berdiri menyandarkan tubuhnya pada pintu mobilnya, dengan ponsel ditangannya yang baru saja mengirim pesan pada jeonghan kalau dia sudah sampai..
“Mas..”
“loh kok udah keluar? udah selesai han?”
“udah Mas.. hari ini ga begitu rame, jadi bisa balik cepet deh”
“oh yaudah pas banget, temenin Mas belanja keperluan dapur yuk? eh tapi kamu capek gak ini?”
“engga kok Mas.. yuk aku temenin”
mereka pun melesat keluar dari pekarangan rumah sakit menuju supermarket didaerah itu.
mereka sampai dan langsung saja masuk, seungcheol mengambil troli dan mendorongnya dengan jeonghan yang berjalan disampingnya. mereka mengambil mulai dari buah, sayuran, sereal, dan beberapa bahan bumbu dapur dan terakhir tidak lupa, snack.
mereka terdiam dan merasa seperti de javu
benar, ini seperti pertemuan pertama mereka..
“Jadi inget pertama kita ketemu dulu pas kamu lagi mau ngambil snack tapi ga nyampe hahaha”
“ah iya bener Mas pantes aku kek de javu gitu hehehe”
mereka pun mengantri untuk membayar, dengan belanjaan yang lumayan banyak tapi seungcheol tidak membiarkan jeonghan membawa satu plastik pun. mereka sampai dimobil dan memasukkan belanjaan tersebut, setelahnya mereka pun masuk dan seungcheol akan mengantar jeonghan pulang.
diperjalanan tidak ada yang bersuara, seungcheol pun hanya fokus menatap jalanan. lebih tepatnya bingung harus bagaimana mengatakannya pada jeonghan
“Mas kamu belanja banyak banget emang mau ada apa sih?”
“ga ada apa apa han cuma mau nyetok bahan dapur aja”
“ohhh”
kemudian suasana kembali hening. sedikit lagi mereka akan sampai namun jeonghan yang sudah tidak sabar pun akhirnya bertanya,
“Mas...”
“hmm?”
“tadi katanya ada yang mau diomongin? kamu mau ngomong apa Mas?” tanya jeonghan dengan sedikit degdegan
“Ah itu... sebenernya...” seungcheol kembali terdiam, jeonghan menggigit bibirnya sambil menahan degup jantungnya
dan sekarang mereka tiba di pekarangan apartemen jeonghan. seungcheol menghentikan mobilnya dan menggeser sedikit tubuhnya agar lebih leluasa melihat jeonghan
“han..”
“iya Mas”
“Mas belanja sebanyak itu untuk nyetok keperluan dapur buat mingyu”
“terus? maksud kamu apasih Mas?”
seungcheol menghela napas pelan “sebenernya Mas besok udah harus balik tugas, tadi pagi Mas dapet email untuk schedule penerbangan sebulan kedepan yang artinya... kita ga ketemu dulu untuk sebulan kedepan”
hati jeonghan yang tadinya senang tibatiba berubah menjadi sedikit ngilu, bukan ini yang ingin ia dengar dan... sebulan ke depan dia akan jauh dari seungcheol?
jeonghan terdiam untuk beberapa saat
“han?”
“sebulan ya Mas?” jeonghan bertanya dengan kepala yang tertunduk, entah apa yang disembunyikannya
“iya. gapapa yaa kita jauhan dulu?”
“sebulan... lama banget Mas”
“iya Mas tau tapi mau gimana lagi jadwalnya udah kaya gitu”
“kapan kamu berangkat?”
“besok pagi, dan mulai besok aku gak bisa antar jemput kamu, gapapa?”
“ya gapapa Mas cuma... sebulan itu lama banget”
“sabar ya han.. nanti Mas bakal chat kamu tiap hari.. Mas pasti bakal kangen banget sama kamu”
jeonghan kembali terdiam, lalu dengan sedikit berat hati dia menatap seungcheol dan memaksakan senyumnya “iya gakpapa Mas, walaupun agak lama tapi aku bakal nungguin kamu pulang, lagian nanti kan masih bisa chatan”
seungcheol mengetahui jeonghannya sedih dengan kabar yang tiba-tiba ini tapi tidak ada yang bisa dilakukannya, ia hanya mengusap kepala jeonghan dengan sangat lembut
jeonghan yang merasa dia bisa saja menangis disaat itu juga pun mengambil tasnya di kursi belakang dan berpamitan dengan seungcheol, sebelum turun dia berkata “kamu hati-hati ya Mas, kabarin kalo udah sampe apart dan... kabarin aku juga kalo kamu udah mau flight besok” masih dengan senyum yang sedikit dipaksakan
“iyaa Mas ga akan lupa ngabarin kamu, yaudah masuk gih, bebersih terus langsung istirahat yaa”
“iya Mas.. aku masuk dulu ya”
kemudian jeonghan dengan cepat melesat masuk ke apartemennya meninggalkan seungcheol yang menatapnya dengan sedih, tanpa seungcheol ketahui jeonghan pun sedang mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh didepannya. karena itu hanya akan membuat mereka sulit untuk melepaskan satu sama lain, dan jeonghan tak mau membuat seungcheol terbebani akan dirinya..