Karena kamu adalah bahagiaku...
jeonghan tampak terburu-buru setelah menerima pesan dari seungcheol. hari ini adalah hari ulang tahunnya dan diatas sana ada seungcheol yang menunggunya, sungguh hal yang sangat membahagiakan bagi jeonghan. membayangkannya saja jeonghan rasanya ingin menangis, karena bertemu seungcheol seperti merindukan purnama. Pekerjaan mereka yang sering bertentangan waktu senggangnya membuat mereka sangat jarang bertemu, bahkan 10 jari lebih banyak jumlahnya daripada berapa kali mereka menghabiskan waktu bersama.
seperti saat ini, jeonghan sedang menunggu didepan lift namun pintu lift tak kunjung terbuka, maka jeonghan memilih menggunakan tangga untuk mencapai lantai paling atas bangunan tersebut.
jeonghan hampir saja jatuh karena menaiki tangga sambil berlari, dia begitu antusias, ia rindu sosok hangat yang sangat susah ditemui karena kesibukan mereka masing-masing.
ketika jeonghan sampai di rooftop salah satu rumah sakit ternama tempat ia bekerja itu, dia tidak melihat siapapun disana. hanya dirinya seorang. lalu dimana seungcheol?
“ini Mas ngerjain aku ya?” gumam jeonghan kembali merasa kesal. dia kira seungcheol benar-benar menunggunya disini, namun yang dia lihat... kosong. tidak ada tanda-tanda ada orang lain selain dirinya disana.
drrrt.. drrrt..
bunyi getaran dari ponsel jeonghan dan itu pesan dari seungcheol
“kamu udah di rooftop?”
“udah Mas, kamu dimana? kok aku ga liat siapapun disini.”
“loh yang bilang Mas di sana siapa? Mas cuma minta kamu naik karena pengen kamu liat bulan malam ini, bulan purnama, indah banget..”
apa? becanda kali ya.. gue naik kesini, lari-larian, cuma untuk liatin bulan? ini mas beneran ngerjain gue? mas bener-bener ga ingat hari ini gue ulangtahun? -jeonghan sibuk berdialog dalam hatinya
seungcheol kembali mengirim pesan “Mas takut kamu sedih karna lagi-lagi kita ga bisa ketemu.. coba liat deh.. kita lagi natap bulan yg sama. Mas harap kamu bisa ngerasain kehadiran Mas disana... disamping kamu”
jeonghan terdiam sesaat, rasa kesal pun menyelimuti dirinya.
bagaimana bisa seungcheol memintanya naik ke rooftop hanya untuk hal yang tidak begitu penting? rasanya jeonghan ingin menangis karena dia benar-benar mengeluarkan semua tenaganya untuk sampai ke atas sana.
hening
jeonghan masih belum membalas pesan seungcheol. ia masih tidak menyangka menjadi sebodoh ini hanya karna rasa rindunya yang sedang mendominasi. ia masih terdiam namun kemudian perlahan berjalan hingga menyandarkan dirinya di tepian rooftop.
jeonghan bisa merasakan angin malam menyentuh wajahnya, dari sini jeonghan dapat melihat pemandangan kota seluruhnya dimalam hari. indah.. lalu jeonghan menengadahkankan kepalanya menatap bulan purnama yang seungcheol katakan tadi. cantik... indah sekali. namun matanya mulai berkaca-kaca, entah kenapa tapi hatinya begitu sedih, ia benar-benar merindukan Mas nya. tidak dapat tertahankan air mata mulai membasahi pipinya. ia menangis karena merasa dikerjai habis-habisan.
30 menit jeonghan menghabiskan waktunya disana lalu setelah itu ia berbalik berniat turun dan pulang tanpa mempedulikan pesan singkat seungcheol yang belum ia balas. namun ia mematung karena melihat ada orang lain disana selain dirinya.
dan benar saja orang itu adalah seungcheol, orang yang ia kira benar-benar tidak dapat ditemuinya hari ini.
“mandangin bulannya gitu banget sampai sampai kamu ga sadar Mas udah disini dari tadi” benar, seungcheol sudah berada disana bahkan sebelum jeonghan sampai.
“hai..... maaf ya buat kamu nunggu lama” seungcheol mendekat sambil melambaikan tangannya
jeonghan masih terdiam, dia menahan air matanya agar tidak jatuh lagi. seungcheol perlahan mendekat dan berhenti tepat didepannya. seungcheol memandang wajah pemuda manis didepannya ini sambil tersenyum hangat. raut wajahnya tampak lelah namun masih terlihat tampan.
“han... kok diem aja? ga seneng ya Mas ada disini? hmm?”
air mata jeonghan terjun bebas, mengalir dengan deras.
“eh eh eh kenapa ini? kok nangis? han? hey... Mas salah ya?”
jeonghan memalingkan wajahnya, tidak ingin seungcheol melihat wajahnya yg sudah memerah dengan bibir bengkak akibat menangis sedari tadi.
“han.. maafin Mas ya, Mas ga bermaksud bikin kamu nangis kaya gini.”
“Ga lucu tau Mas! Mas tau gak gimana sedihnya aku waktu Mas ngerjain aku tadi. kalau Mas beneran ga datang hari ini, aku... aku-” belum sempat jeonghan menyelesaikan kalimatnya tubuhnya ditarik lebih mendekat-
Cup
seungcheol mengecup bibir jeonghan singkat.
“M-Mas....” ucap jeonghan terbata setelah melepaskan pagutan bibir mereka. ia kaget dengan apa yang seungcheol lakukan
“Mas sayang sama kamu” ucap seungcheol cepat
jeonghan terdiam tak bisa berkata apapun. harusnya ini yang dia tunggu selama ini bukan? tapi tetap saja ini mengejutkannya.
“Mas tau waktu Mas kurang buat kamu, tapi Mas sayang sama kamu, han. Mas pengen jaga kamu. Mas pengen masuk ke dunia kamu, pengen bawa kamu ke dunianya Mas. Mas tau ini egois, Mas juga gak maksa kamu untuk nerima perasaan Mas. Mas cuma... gak bisa nahan lebih lama lagi? Mas beneran sayang sama kamu.”
jeonghan masih terdiam membeku. walaupun hal ini adalah hal yang dinantikannya selama ini, ia masih saja tidak bisa menjawab apapun. rasa gugup lebih mendominasi daripada rasa bahagianya, dan ada satu hal yang selalu mengganggu pikirannya.
melihat tak ada jawaban dari jeonghan, seungcheol pun kembali bersuara “maaf kalau Mas kelewatan udah nyium kamu, kamu boleh marah, seharusnya Mas ga lancang begini, maaf-
“aku juga sayang Mas” akhirnya jeonghan bersuara setelah bergelut dengan degup jantungnya
“apa?” tanya seungcheol yang sebenarnya jelas mendengar jawaban jeonghan
“aku juga... sayang Mas cheol” jeonghan berkata lagi namun dengan suara yang lebih kecil, hampir tidak terdengar. “tapi aku...” jeonghan terlihat ragu untuk mengatakannya, “M-Mas... aku takut” seungcheol masih diam menunggu jeonghan menyelesaikan kalimatnya. “aku takut kalo sewaktu-waktu kita lelah sama hubungan kita, aku... takut hubungan ini gak berhasil, aku takut suatu saat Mas ninggalin aku karena capek sama aku, sama keadaan kita” ucap jeonghan akhirnya berhasil menyuarakan ketakutannya, ia menunduk memejamkan matanya, takut akan respon seungcheol.
“kamu capek ya sama keadaan kita yang sekarang?” seungcheol bertanya pelan
“BUKAN!!!” ngegas “eh.. bukan gitu maksudnya” jeonghan terlihat kelimpungan tapi seungcheol mati-matian menahan tawanya. “aku cuma takut sewaktu-waktu Mas ninggalin aku” jeonghan kembali menunduk
“han... Mas sayang sekali sama kamu, bagi Mas kamu itu orang yang ingin Mas bahagiakan. diumur kita yang sekarang, sudah bukan waktunya kita main-main lagi, Mas pengen serius sama kamu, dan untuk bagaimana hubungan ini berjalan, gak ada yang tau kalo gak dicoba, Mas ga maksud jadikan hubungan kita bahan percobaan, tapi gak ada salahnya mencoba, kan?” jeonghan mulai mengangkat kepalanya dan memperhatikan seungcheol berbicara
“buang jauh-jauh semua pikiran buruk itu yaa, kita bisa berusaha sebaik mungkin untuk hubungan kita. lagian kalo kita udah nikah nanti, kan ketemu terus walaupun jam terbang mas banyak dan jadwal kamu padet”
seungcheol mengucapkannya dengan gamblang tanpa memikirkan bagaimana terkejutnya jeonghan mendengar kata nikah, jantungnya berdegup tidak karuan. ia buru-buru memalingkan wajahnya, menunduk, tak ingin terlihat oleh seungcheol. wajahnya memerah, ia malu, sangat malu. namun seungcheol sangat menyukai sisi jeonghan yang seperti ini, gemas katanya. membuat perasaannya semakin lama semakin tidak karuan. senyumnya mengembang tak dapat ditahan, dia sangat mencintai pemuda manis dihadapannya ini.
“jadi gimana? mau mulai semuanya pelan-pelan bareng Mas?” seungcheol bertanya lagi untuk memastikan pemuda manis ini tidak merasa dipaksa atau tertekan dengan semua pernyataannya barusan,
jeonghan mengangguk lalu menjawab dengan suara paling kecil “aku mau...” kemudian berusaha menatap lelaki yang lebih tinggi darinya itu, “aku mau Mas” lalu tersenyum dengan sangat manis
seungcheol tidak dapat menyembunyikan senyumannya lagi, ditariknya lembut dagu jeonghan lalu seungcheol kembali menyatukan bibir mereka, kali ini sedikit lebih lama namun tak menuntut lebih. mereka tersenyum disela-sela ciuman mereka. kemudian seungcheol melepaskan pagutan bibir mereka “Selamat ulang tahun, sayang” ucap seungcheol sambil menatap lurus kearah jeonghan. jeonghan? lagi-lagi terdiam namun dengan senyum mengembang diwajahnya, senyum paling manis yang pernah seungcheol lihat.
“berarti sekarang kita pacaran nih?” goda seungcheol. jeonghan tidak menjawab malah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, masih malu. seungcheol tidak habis pikir, pemuda manis yang sekarang adalah pacarnya ini begitu menggemaskan. seungcheol menarik tubuh yang lebih kecil kedalam pelukannya masih dengan jeonghan yang menutupi wajahnya. ia menggoyangkan badan mereka ke kiri dan ke kanan. seperti menimang bayi. habisnya jeonghan seperti anak kecil yang sangat menggemaskan pikir seungcheol.
“gimana? bulannya indah banget kan? sampe kamu bisa merasakan kehadiran Mas begini? dipeluk Mas lagi...” lagi-lagi seungcheol menggoda jeonghan yang langsung mendapat pukulan keras di dadanya. pelukan mereka terlepas namun seungcheol puas menertawakan jeonghan yang kembali kesal.
“lagian Mas dapet ide darimana gitu nyuruh liat bulan biar ngerasa lagi liatin bulan yang sama? JADUL banget” protes jeonghan yang dihadiahi cubitan pada kedua pipinya, seungcheol benar-benar gemas. “Aw! sakit Mas!” teriak jeonghan sambil mengerucutkan bibirnya yang langsung disambar singkat (lagi) oleh seungcheol.
jeonghan kembali tersenyum malu-malu dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher seungcheol, menikmati aroma tubuh lelakinya itu, sangat menenangkan.
“kita ke apart Mas aja yuk? Mas masakin pasta, kita beli cake, rayain ulangtahun kamu berdua, terus cuddle-an, terus Mas bisa cium banyak-banyak, terus- AW SAYANG MAS KOK DICUBIT???” jeonghan mencubit seungcheol karena terus meracau hal-hal yang membuatnya malu
“mesum banget” lalu jeonghan pergi meninggalkan seungcheol, tidak tahan dengan kelakuan seungcheol malam ini.
“sayang tungguin Mas nya dong” seungcheol berlari untuk menyamakan langkahnya dengan sang kekasih kemudian merangkulnya
bagi jeonghan, malam ini seungcheol ada disini bersamanya sudah sangat membuatnya bahagia. hari ini adalah hari ulang tahun terbaik yang pernah ada. seungcheol yang pada akhirnya menjadi kekasihnya merupakan hadiah terindah dari semua hadiah yang pernah ia dapatkan, rasa kesalnya terbalas dua kali lipat bahkan lebih dengan kebahagiaan yang amat sangat. ia sangat mencintai sosok hangat yang sedang merangkulnya ini. dan sejak hari ini, ia mulai sangat menyukai hari ulang tahunnya.
Perjalanan mereka masih panjang dan semuanya bermula dari sini....