Just You & Me
Seungcheol ikut tersenyum memandang wajah Jeonghan yang begitu cerah semenjak di mobil tadi. Ia terlihat begitu bersemangat, terlihat tidak sabar ingin bermain pasir putih di Pantai Indah Kapuk 2. Saat tiba di sana, kedua manik Jeonghan terlihat begitu berbinar.
Seungcheol suka.
Ia suka melihat Jeonghannya bahagia seperti ini. Ia ingin selalu membahagiakan kekasihnya. Semoga ia bisa.. semoga.
Jeonghan langsung melepaskan sepatunya tatkala menapaki pasir putih yang begitu ia rindukan.
“Aww panas..” Rengeknya saat dirasanya kakinya yang seakan terbakar.
“Ya ampun, yang! Itu mataharinya ada di atas kepala.. pasti panas dong.. pake' aja ih sepatunya.” Ucap Seungcheol terkekeh melihat Jeonghan yang melompat-melompat di atas pasir.
“Nggak mau ih.. bentar lagi juga adem pasirnya.” Tolaknya yang kini telah berlari kecil bermain dengan ombak di pinggir pantai.
Seakan terpanggil, Seungcheol mengikuti langkah kekasihnya itu. Ia juga tidak peduli dengan panasnya pasir yang begitu menusuk telapak kakinya. Jeonghan benar. Sepersekian detik kemudian, ia hanya merasakan kesejukan.
It's healing for both
Keduanya tertawa. Saling merasakan kehangatan serta kenyamanan. Tertawa sembari saling memercikkan gemericik air yang cukup membuat baju mereka sama basahnya.
“Ih baju aku basah.” Rengek Jeonghan saat dirasa hampir setengah bajunya basah karena percikan yang Seungcheol berikan selalu mengenainya.
“Gapapa ntar aku beliin kamu baju.”
“Ih gampang banget sih ngomongnya. Dingin tau!” Ucapnya seraya menggosokkan kedua telapak tangannya.
“Ya udah sini.. aku peluk.”
“Ih mesum!”
“Biar kamu gak kedinginan, yang. Sini..” Ujar Seungcheol yang telah melebarkan kedua tangannya, menunggu Jeonghan masuk ke dalam pelukan hangatnya.
Perlahan, semilir angin mulai menghinggapinya.
Merasa tak punya pilihan lain, Jeonghan segera membenamkan wajahnya pada dada kekasihnya hingga di sana, ia dapat merasakan gemuruh jantung Seungcheol yang sepertinya berdetak lebih cepat dari biasanya. Tidak berlaku bagi Jeonghan saja, Seungcheol juga dapat merasakan gemuruh jantung Jeonghan.
Keduanya melangkah mengitari wilayah PIK 2 ini. Berhenti sebentar saat menemukan toko baju untuk mengganti baju Jeonghan yang basah.
Setelahnya, mereka terus melangkah menikmati suasana yang begitu menyejukkan ini. Sesekali berbincang untuk mengenal lebih dekat. Saling bertukar hobby, kesukaan bahkan ketidaksukaan. Semuanya mengalir begitu saja diantara mereka. Hanya senyum yang terpatri pada wajah keduanya seharian ini.
“Mau makan apa lagi nih abis ini?” Tanya Seungcheol saat keduanya baru saja menghabiskan makan siang mereka.
“Kenyang..”
“Gemes banget sih ampe belepotan gini.” Ucap Seungcheol sembari mengusap ujung bibir kekasihnya menggunakan tisyu yang ia pegang.
“Hehehe enak sih.”
Seungcheol hanya tersenyum menatap lekat kekasihnya yang tengah menghabiskan milkshake strawberry yang berada dalam genggamannya itu. Ia memandangnya dengan lesung pipitnya yang kian dalam.
Sore menyapa.
Deretan jajanan berhiaskan lampu yang cukup temaram menambah keapikan suasana PIK 2 ini.
“Aku mau itu.. itu.. itu juga!” Ucap Jeonghan bersemangat saat melihat deretan jajanan yang telah terbuka satu-satu persatu. Entah mengapa, ia seakan terhipnotis oleh visual
“Sebentar, sayang. Jangan lari-lari gitu ih ntar kalo jatoh gimana?” Ucap Seungcheol yang berusaha menjajarkan langkahnya dengan kekasihnya itu.
“Nggak mungkin lah mas! Kan aku bukan anak kecil!” Ucap Jeonghan sembari mengerucutkan bibirnya.
Ia terus melangkah sembari berlari kecil hingga akhirnya tersandung kakinya sendiri.
“ARGHH!”
“Sayang! Tuh kan udah aku bilangin.. hati-hati!” Ucap Seungcheol sembari mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jeonghan. Ia memandang khawatir kekasihnya.
Jeonghan tak menjawab. Ia hanya terus mengerucutkan bibirnya.
“Ada yang luka gak?” Ucap Seungcheol terdengar sedikit panik sembari mengecek keadaan kekasihnya yang masih terduduk.
Jeonghan menggeleng. Ia menatap Seungcheol yang masih fokus mengecek keadaannya.
“Gak ada mas..”
“Beneran?” Tanyanya memastikan dengan wajah khawatirnya.
“Wkwk lucu banget sih mas muka kamu kalo khawatir gitu.” Ujar Jeonghan diselingi tawanya yang kian pecah.
“Apanya yang lucu sih Han. Ayo sini mas bantu berdiri, bisa kan?”
“Aku bisa kok.. awww..”
“Kenapa, sayang?”
“Hehehe gapapa.”
“Siniin tangan kamu, gandeng lengan aku ya, peluk kayak tadi lagi juga gapapa hehehe.” Ucap Seungcheol memandang lembut kekasihnya dengan sesekali mengacak rambutnya singkat.
“Ih enak aja kamu, mas.”
“Gapapa sini, mas gak mau kamu jatuh lagi.”
“Ya udah.” Ucap Jeonghan sembari melingkarkan tangannya pada lengan pria disampingnya. Sementara Seungcheol melingkarkan tangannya pada pinggang kekasihnya.
Hari semakin petang.
Keduanya memilih kembali bermain di pinggiran pantai, bukan bermain, melainkan duduk menantikan indahnya sunset yang begitu indah. Menjadikannya destinasi terakhir yang ingin mereka jumpai hari ini.
“Kamu senyum mulu ih dari tadi.” Ucap Jeonghan pada Seungcheol yang sejak tadi menatap ke arahnya, selalu memerhatikannya.
“Gimana aku gak mau senyum coba! Liat kamu senyum tuh buat aku bahagia.” Ucap Seungcheol meraih tangan Jeonghan lalu kemudian mengecupnya singkat.
“Gombal mulu sih, mas.” Ucap Jeonghan terkekeh menerima perlakuan kekasihnya yang begitu manis.
“Aku serius, sayang. Aku janji.. aku akan selalu bahagian kamu. Aku mau kamu bahagia terus kayak gini.”
“Aku juga, aku juga pengen mas selalu senyum bahagia kayak sekarang. Mas jadi tambah ganteng hehehe.”
“Jadi biasanya mas gak ganteng nih?” Tanya Seungcheol dengan bibirnya yang mulai mengerucut.
“Ya ganteng sih.” Ucap Jeonghan dengan nada yang terdengar mengejek, membuat Seungcheol semakin cemberut dan mengerucutkan bibirnya.
“Hmmm” Gumamnya kemudian.
“Hahaha kamu lucu banget kalo ngambek gitu, mas.” Kekeh Jeonghan saat melihat Seungcheol.
“Kamu nih ya suka banget jailin mas. Gak tau ah.. mas ngambek.”
“Ih inget umur napa mas, masa udah umur segitu ngambek gara-gara dibilang gak ganteng doang wkwk.”
“Biarin ah! Mas masih muda kok.. kita cuma beda beberapa tahun, sayang.” Ucap Seungcheol yang kini memandang ke arah matahari yang mulai tenrbenam.
“Cantik ya, mas. Coba tiap hari aku bisa liat ini, berwarna banget pasti hidupku.” Ucap Jeonghan yang kini juga fokus pada sunset yang sama.
“Tiap pagi juga bisa liat sunrise juga trus kalo laper tinggal jajan di food courtnya. Duhh jadi pengen tinggal di deket pantai deh.”
“Semoga ya. Mas akan selalu nemenin kamu dimanapun kamu mau tinggal nanti. Deket kamu aja udah buat mas bahagia, sayang.”
Mereka larut dengan suasana senja yang sebentar lagi akan berganti malam, duduk ditepi pantai seperti ini sambil saling menggenggam tangan satu sama lain ternyata adalah hal yang sangat menyenangkan
“Mas sayang kamu, jeonghan”
Jeonghan tersenyum dan menoleh ke arah kekasihnya yang sedari tadi sudah menatapnya “aku juga sayang Mas cheol” ujarnya tersipu
Mereka saling menatap tanpa berkedip, mencari cinta yang jelas terpancar di mata keduanya.. Seungcheol mendekat, mengelus pipi kekasihnya sebelum akhirnya mempertemukan bibir keduanya. Seungcheol mencium kekasihnya dalam, dengan senja dan lautan yang menjadi saksi dari murninya cinta yang mereka punya.
Ciuman lembut tanpa tuntutan, hanya saling melumat dan merasakan kehangatan satu sama lain..
“Mine” ujar seungcheol setelah melepas pagutan bibir mereka
Jeonghan tersenyum dengan mata sayunya “I'm yours, Mas”