Jisoo POV
Jadi pilot itu… bukan keinginanku sepenuhnya. cita-citaku sendiri sebenarnya adalah menjadi seniman. apa yang sedang aku jalani adalah murni keinginan Daddy and i’m happy if he’s happy.
He’s my life.
tapi kalo seandainya aku bilang aku capek dengan keadaan begini salah ga sih?
bahkan setelah aku udah terjun ke dunia penerbangan, udah mulai mengemudikan pesawat dengan tanganku sendiri, Daddy tetap ingin lebih dan lebih lagi.
Daddy pengen aku jadi captain sedangkan saat ini aku masihlah Copilot junior…hahaha
Daddy ingin teman-temannya tau kalau anaknya bisa menyamakan bahkan melebihi pangkatnya dulu. ya… Daddy juga berprofesi sebagai pilot namun melebihi captain. Daddy is a flight instructor aircraft.
dan sewaktu tadi ponselku menampilkan notif chat dari Daddy, hatiku mencelos, perasaan takut menjalar dalam diriku. aku takut sewaktu-waktu Daddy akan memarahiku lagi, disaat aku sedang fokus dan bersemangat. aku tak ingin sesuatu mengganggu pikiranku. aku tak ingin melakukan sesuatu dengan mood yang berantakan. aku hanya sedang berusaha melakukan yang terbaik… i swear to god i’m trying to do my best.
jujur… sulit menjalani sesuatu yang bukan bagian dari kesukaanmu. seperti yang sedang aku jalani. tapi aku harus melakukannya, karena aku ingin senyum Daddy kembali.
sejak Mami pergi ninggalin dunia ini, Daddy jadi lebih diam, Daddy hanya menghabiskan waktu dikamar karena ia memutuskan untuk pensiun dini dan fokus merawatku yang dulu hanyalah anak SMA. bahkan kami sering melewatkan makan malam bersama, sarapan bersama, apapun yang kami lakukan bersama perlahan mulai kami lakukan sendiri-sendiri.
sebenarnya aku adalah manusia yang kesepian haha…
Daddy yang tak banyak bicara, membuatku hanya berteman dengan sepi.
Daddy yang emosinya kadang tak stabil, sering kali memarahiku untuk kesalahan kecil sekalipun.
dan saat dewasa, aku berusaha mengejar apa yang Daddy inginkan dan ya… i got it. berat bagiku meninggalkan Daddy sendirian jikalau aku sedang bertugas, tapi Daddy selalu bilang… “i’m okay.. just go.. you can leave me, kejar apa yang seharusnya kamu kejar.”
of course i would do anything for him. but… i’m really tired with my fuckin’ life. huh…
tapi saat-saat terkelamku perlahan tergantikan dengan kebahagiaan saat seseorang mulai mengisi hatiku.
seseorang yang beberapa waktu lalu memintaku untuk menjadi sebagian dari hidupnya.
seseorang yang menjadi pelengkap hidupku.
dia Mas Cheol… tunanganku, yang juga adalah seorang partner yang sangat bijak. dia, Mas Cheol… yang membimbingku hingga aku menjadi seperti sekarang. dia, Mas Cheol… yang selalu membuatku melupakan kesepian yang bertahun-tahun hinggap dihidupku.
tapi…
bagaimana kalau Daddy tau calon suamiku adalah seorang Captain? mungkin, aku akan dicaci maki habis-habisan karena kalah dari orang lain.
padahal… seharusnya itu hal bagus bukan? mempunyai calon suami seorang captain.
but not for him. for him it was a defeat. and i can’t lose.
lantas… apa yang harus kulakukan?
***
mommy.. i miss you, so much….
batin Jisoo sembari mengusap air mata yang terus jatuh tak terbendung.
Mas cheol… it’s hurt
Mas cheol… how do we deal with my dad?