jisoo berlari kecil ketika ia melihat mobil seungcheol sudah tampak dari jauh yang kini sedang memasuki area hotel tempat mereka menginap. ya, mereka berencana akan makan malam sebelum seungcheol harus flight sendiri esok hari dan meninggalkan jisoo sendirian di jakarta. jisoo sendiri baru akan flight minggu depan karena ia mengambil beberapa cutinya dari tahun lalu yang tak ia gunakan. lagipula jisoo masih ingin berlama-lama di jakarta.

mobil seungcheol pun berhenti tepat didepan jisoo yang sedari tadi menunggunya. jisoo berusaha menyembunyikan senyumnya, masih ngambek ceritanya.

seungcheol turun dari mobilnya dan segera menghampiri kekasihnya.

“babe.. udahan dong cemberutnya”

jisoo hanya diam tak menjawab.

“babe jangan ngambek dong”

jisoo tak memperdulikan seungcheol dan berlalu masuk ke mobil dan menduduki dirinya pada kursi bagian penumpang. seungcheol menghela nafasnya pasrah, berbeda dengan jisoo yang menahan tawanya didalam sana.

seungcheol masuk dan masih akan membujuk kekasihnya itu.

“babe.. sayang.. aku jangan diambekin” ujar seungcheol dengan nada manjanya.

“abis aku ditinggal gitu aja, terus kamu lama jemputnya.” sahut jisoo dingin.

padahal ia hanya bercanda. tidak mungkin hal spele seperti itu membuatnya marah. emang dasarnya jisoo suka melihat seungcheol mode manja. buktinya seungcheol merengut dan mengerucutkan bibirnya, ini pemandangan yang jisoo tunggu-tunggu.

“HAHAHAHAHHH lucu banget sih kamu Mas shhhh” jisoo mencubit pipi seungcheol gemas yang dihadiahi tatapan tajam seungcheol.

“kan kan kebiasaan deh kamu babe”

jisoo hanya terus tertawa renyah, ia puas mengerjai kekasihnya itu.

“lagian kamu tega banget aku ditinggalin sendirian, mana kamu besok udah harus flight.. apa salahnya coba aku diajak” ujar jisoo sedih setelahnya. gak ngambek cuma sedih.

“maafin Mas ya sayang.. kan ini kita mau makan malam? udaaah jangan cemberut lagi dong.”

jisoo menghela nafas sejenak kemudian ia mengangguk dan kembali tersenyum yang dibalas senyuman pula oleh seungcheol. keduanya pun perlahan meninggalkan area hotel menuju tempat makan malam.

sesampainya di restaurant, mereka memesan makanan yang diinginkan dan menunggu makanan dihidangkan sambil mengobrol ringan. sesekali jisoo memotret seungcheol random. bercanda dan tertawa bersama, membuat hati seungcheol menghangat.

setelah selesai, mereka pun kembali ke hotel tempat mereka menginap. hanya makan malam biasa, tak ada yang special.

sesampainya di hotel, jisoo merebahkan dirinya.

“capek hufttt”

seungcheol hanya terkekeh. “capek apaan sih babe kita gak ngapa-ngapain?”

jisoo terkekeh. “tauah capek pokoknya”

sebenarnya seungcheol sedari tadi ingin mengatakan sesuatu pada jisoo, ada hal yang ingin ia tanyakan tapi ia sedikit ragu.

“uhm.. babe..” panggil seungcheol pelan.

jisoo menoleh. “iya Mas?”

seungcheol menimbang-nimbang sesuatu dalam pikirannya. haruskah ia mengatakannya?

“uhm.. Mas—” tapi lidahnya kelu. rasanya ia masih benar-benar ragu mengatakannya.

“kenapa sih Mas?” tanya jisoo heran.

“a..ah gak papa. Mas mau tanya ini kamu dulu apa Mas dulu yang mandi?”

jisoo mengernyitkan keningnya heran lalu terkekeh geli.

“ya ampun Mas.. aku kira kenapa hahahaha.. kamu aja duluan, aku ntaran ajadeh, mager”

“o-oh oke Mas duluan yaa..”

“hahahaha iya Mas mandi sampe pagi juga silahkan” sahut jisoo lagi-lagi terkekeh.

seungcheol pun bergegas masuk ke kamar mandi dan merutuki dirinya karena lagi-lagi nyalinya ciut.

setelah seungcheol selesai mandi jisoo pun menyusul tapi hanya bebersih saja. keduanya pun membaringkan diri mereka diranjang yang sama dengan posisi jisoo memeluk seungcheol, sudah menjadi kebiasaan mereka.

bedanya hanya saat ini jisoo sudah tertidur pulas sedangkan seungcheol sedang bergelut dengan pikirannya. seungcheol bimbang.

***

“Mas yakin ga ada yang tinggal?”

“engga kok. udah beres semuanya babe..”

saat ini keduanya sedang berada di bandara. pagi ini seungcheol akan flight lebih dulu daripada kekasihnya dan jisoo memang akan selalu mengantarkan seungcheol sebelum berangkat. harusnya jisoo ikut bersamanya tapi jisoo pikir tak ada salahnya menghabiskan waktu lebih lama di Jakarta.

“jaga diri kamu baik-baik ya Mas.. kabarin aku kalo ada apa-apa, hm?” jisoo mengelus lembut pipi kekasihnya.

“iya babe.. kamu juga jaga diri baik-baik. jangan kemana-mana sendirian, ajak aja temen Mas kalo kamu butuh temen ya?”

“iya bawel”

lalu seungcheol mencium kening jisoo sebentar.

“Mas berangkat ya..”

jisoo mengangguk pelan sembari tersenyum.

seungcheol pun berbalik dan melangkah perlahan meninggalkan sang kekasih. jisoo pun melambaikan tangannya sesaat sebelum seungcheol hilang dari pandangannya.

jisoo menghela nafas pelan, sedikit sedih ditinggalkan oleh kekasih tersayangnya.

seungcheol pun berjalan dengan langkah yang berat. pikirannya tidak tenang jika harus pergi seperti ini tanpa menuntaskan semua masalah dalam kepalanya.

seungcheol berhenti.

nggak.. gue harus ngomong sekarang!

maka saat ini ia berbalik cepat-cepat menghampiri jisoo yang masih memerhatikannya dari jauh. jisoo heran, mengapa seungcheol kembali berjalan ke arahnya? apa ada yang tertinggal?

saat seungcheol sampai didepan jisoo, ia hanya berdiri menatap kekasihnya dengan tatapan yang cukup dalam. membuat jisoo merinding dibuatnya.

“Mas? kamu kenapa—

jisoo kaget saat tiba-tiba seungcheol merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak bludru kecil berwarna navy dan membukanya. jisoo semakin tidak bisa mengatakan apa-apa saat seungcheol membuka kotak itu dan menampilkan sebuah cincin emas putih yang begitu indah.

“M-Mas...? ini apa?”

“jisoo.. Mas udah mikirin ini dari dulu dan rasanya sekarang waktu yang tepat.”

mata jisoo pun berkaca-kaca. jisoo tahu maksudnya tapi ia akan menunggu seungcheol memperjelas segala kemungkinan yang ia pikirkan.

dan benar...

“jisoo...

will you marry me?”

jisoo meneteskan air matanya dan langsung mengangguk dengan sangat bahagia.

“yes, Mas.. yes”

jisoo menghambur ke pelukan kekasihnya yang langsung disambut oleh seungcheol. seungcheol pun memeluk jisoo dengan begitu erat. rasanya hatinya sangat bahagia bercampur...

semakin bimbang?

entahlah.

tapi satu yang pasti, ia cukup lega karena sudah menuntaskan segala hal yang belum ia tuntaskan.

jisoo melepaskan pelukannya dan menatap seungcheol dengan air mata yang masih mengalir.

“thank you, Mas.. i love you.”

seungcheol hanya tersenyum dan langsung mempertemukan bibir keduanya. rasanya cukup bahagia melihat jisoo tersenyum bahagia seperti sekarang. seungcheol juga berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini semua adalah keputusan yang tepat. lewat ciuman itu, ia memantapkan niatnya bahwa jisoo-lah yang akan memiliki hatinya.

bukan orang itu..