Till We Meet Again?

.

.

.

“Jeonghan...?” tegur Jisoo sedikit hati-hati.

Jeonghan melepaskan dirinya dari Mingyu dan menoleh.

“Jisoo!!”

Jeonghan memanggil sahabatnya dengan tersenyum begitu sumringah, namun saat ia berpindah pandang pada orang disebelah sahabatnya, seketika senyum itu memudar. Jeonghan mengenal orang itu, Choi Seungcheol.

Jisoo segera berlari dan memeluk sahabatnya itu. Menyisakan Seungcheol yang masih membeku ditempatnya.

“Jeonghan! Ya ampun gue kangen banget sama lo!” Jisoo memeluk sahabatnya begitu erat.

Sedangkan Jeonghan sama membekunya, bahkan ia tak membalas pelukan sahabatnya. Dengan sedikit menahan napasnya, Ia berusaha menatap Seungcheol yang masih tak berkutik ditempatnya.

Seungcheol sudah sejak tadi memandangnya. Namun saat mereka lagi-lagi bertemu tatap, Seungcheol menoleh ke arah lain, melihat apapun yang bisa ia lihat, berusaha mengatur napasnya.

Jeonghan rasanya ingin menangis saat menyadari betapa rindu ia pada orang itu. Tapi fakta bahwa orang itu adalah kekasih sahabatnya membuat hatinya terasa seperti ditusuk ribuan benda tajam.

Jisoo melepaskan pelukan mereka dan menggenggam tangan Jeonghan. “Lo kok diem aja? Ga seneng ketemu gue ya?” Jeonghan yang mendengar itu mau tidak mau harus fokus pada sahabatnya ini dulu.

“H-hah? Y..ya senang lah, Soo. Iya seneng. Hehe...” Jeonghan berusaha menahan getaran pada suaranya.

Jisoo hanya terus tersenyum begitu manis hingga ia bertukar pandang dengan pria disebelah Jeonghan. Ia memicingkan matanya, seperti tidak asing dengan pria itu.

“Loh.. k-kamu..?” Jisoo membulatkan matanya kaget. Ia langsung teringat kekasihnya yang terlupakan sejak tadi. Cepat-cepat ia menoleh kearah kekasihnya. “M-mas?” lalu kembali menoleh pada pria disebelah Jeonghan. “Mingyu? adiknya Mas cheol?”

Jeonghan memejamkan matanya ketika mendengar Jisoo menyebut nama Seungcheol. Mengapa rasanya sakit sekali, pikirnya.

Mingyu yang menyadari perubahan raut wajah Jeonghan segera menarik dan merangkul pundak 'sahabat'nya.

“kenalin gue Mingyu. 'PACAR'nya Jeonghan.” Sahut Mingyu begitu tenang. Jeonghan disebelahnya terlihat sedikit terkejut.

“Gyu—” Sela Jeonghan.

“Dan.. iya, gue adiknya Mas cheol.” Ujar Mingyu masih sama tenangnya sembari menatap Seungcheol tajam.

Jisoo menelan ludahnya. Seketika suasana terasa begitu tegang disana. Apalagi ia tahu hubungan sang kekasih dan adiknya tidak baik-baik saja.

“Ah iya.. Uhm.. Hai Mingyu, gue Jisoo.” Jisoo berusaha tenang dan mengajak 'calon' adik iparnya itu berkenalan. Mereka berjabat tangan dengan tenang.

“Pacarnya Mas cheol?” Tanya Mingyu sambil tersenyum dan menatap Seungcheol.

Jisoo balas tersenyum. “Iya. pacarnya Mas cheol..”

Nafas Jeonghan tercekat. Matanya berkaca-kaca tapi ia coba tahan untuk tidak menangis saat itu juga.

“Oh iya gue sampe lupa, Mas.. sini.. Aku kenalin sama sahabatku.” Jisoo memanggil kekasihnya yang masih berdiam ditempatnya. Seungcheol mau tak mau menuruti kekasihnya dan berpura-pura tak ada yang terjadi. Seungcheol pun berjalan perlahan menghampiri ketiga orang dihadapannya dan memeluk pinggang kekasihnya. Ia memaksa senyumnya.

“Han.. kenalin ini Mas Seungcheol. Pacar gue hehe..” Jisoo mengenalkan Seungcheol dengan senyumnya yang mengembang. Ia menoleh ke arah Seungcheol yang ikut tersenyum bersamanya.

Seungcheol pun menyodorkan tangannya. “Seungcheol..”

Kalau Jeonghan tidak memikirkan perasaan sahabatnya, mungkin sejak tadi ia akan pergi dari sana dan melampiaskan semua rasa sakitnya dengan menangis sejadi-jadinya. Tapi ini Jisoo, sahabatnya. Ia tak mungkin meninggalkan Jisoo begitu saja. Lagipula mungkin mulai saat ini Jeonghan harus menerima kenyataan dan melupakan masa lalunya.

Maka dari itu dengan berusaha mengatur degup jantungnya, ia mencoba untuk bersikap biasa saja dan menyambut tangan Seungcheol.

“J..Jeonghan”

Keduanya melepaskan tangan mereka tanpa memandang satu sama lain.

Mereka takut tenggelam jika saling menatap walau hanya beberapa detik saja..

***

“Han.. kalian udah lama pacarannya?”

Saat ini mereka berempat sedang duduk mengobrol ringan— lebih tepatnya Jisoo dan Mingyu yang lebih banyak berbicara— sambil menunggu pesanan mereka datang.

“Hah? Siapa?”

“Lo sama Mingyu lah han.. Masa sama Mas cheol? Hahahaha..” Jisoo terkekeh dengan gurauannya, lain halnya dengan Jeonghan dan Seungcheol yang membeku ditempat saat mendengar gurauan Jisoo. Mingyu juga sedikit kaget namun langsung menyela ucapan Jisoo.

“Lumayan.. Satu tahun mungkin?”

Jeonghan membelalakkan matanya dan menoleh cepat ke arah Mingyu. Mingyu hanya tersenyum dan menggenggam tangan Jeonghan. Seungcheol jelas melihatnya, tapi ia tetap mencoba bersikap tenang.

Tiba-tiba ponsel Mingyu berdering, ada panggilan masuk dari rumah sakit.

“Sebentar yaa.. Gue angkat telfon dulu.” Mingyu pamit untuk keluar sebentar “bentar ya sayang” ujarnya lagi pada Jeonghan. dan Jeonghan hanya diam tak menyahut.

“Manis banget sih kalian” ujar Jisoo setelahnya.

“Hah? Apaan deh soo”

“Ih bener loh, Mingyu manis banget. Pasti lo bahagia banget deh punya pacar kaya Mingyu..” Jisoo terlihat bersemangat, menurutnya Jeonghan dan Mingyu benar-benar serasi.

“Babe..” ujar Seungcheol menyela pembicaraan mereka. Menarik atensi Jeonghan yang lagi-lagi merasa sesak saat melihat interaksi mereka.

“iya Mas?”

“Mas keluar sebentar yaa..” Lalu ia mendekat dan sedikit berbisik “Mas mau coba ngobrol sama Mingyu” lalu menarik diri dan tersenyum pada kekasihnya.

“Ah oke.. take your time, Mas..”

Seungcheol hanya mengangguk dan mengelus pelan pipi kekasihnya. Lalu ia segera bergegas keluar untuk menemui adiknya dan melepas diri dari ruang yang begitu menyesakkan.

***

“Lo sendiri soo?”

“Hmm? Kenapa han?”

Jeonghan berusaha tetap tenang dan memaksa senyumannya.

“Lo sendiri udah berapa lama.. sama pacar lo?”

“Oh gue? Hmm.....” Jisoo tampak berpikir

“3 bulan? Setengah tahun? Satu tahun? Hahaha gatau gue”

“Kok gitu?”

“Uhm.. Gue sama Mas cheol tuh deketnya udah lama.. Gak ada embel-embel pacaran juga cuma kek... Dia tuh udah serius sama gue ehehe” Jisoo begitu sumringah saat menceritakannya. Berbeda dengan lawan bicaranya.

“Ah g-gitu..”

“Huum.. Gue seneng banget han. Gue gak pernah pacaran, sekalinya pacaran tuh sama Mas cheol”

“Lo sayang banget ya sama pacar lo?”

“Banget han. Banget.”

***

Mungkin beberapa jam lagi saya kesana. Iya. Sama-sama. Sampai ketemu nanti dok” Ujar Mingyu sebelum menyudahi telfonnya.

Seungcheol sudah berdiri dibelakang Mingyu sejak tadi, menunggunya selesai bertelfon.

Setelah bertelfon, Mingyu masih membalas beberapa pesan yang masuk tanpa menyadari kehadiran Seungcheol. Seungcheol menghela napasnya sebelum akhirnya menegur adiknya itu.

“Gyu..”

Mingyu tersentak, ia memejamkan matanya. Ia tahu benar siapa yang memanggilnya saat ini. Mingyu mencoba tenang, ia berbalik dan kembali menyapa.

“Iya. Kenapa?”

“Gimana kabar kamu?”

“Gue baik.”

Hanya dua kata dan mampu membungkam Seungcheol, ia berusaha mengatur napasnya. Ternyata sama sesaknya ketika menghadapi adik satu-satunya yang tiba-tiba terasa seperti orang asing.

Mingyu yang melihat Seungcheol hanya diam tak berbicara pun hendak kembali masuk dan duduk disamping 'kekasih' pura-puranya itu. Tapi Seungcheol menahan tangannya.

“Gyu—

“Apa?” Sembari menepis tangan Seungcheol.

“Gyu kenapa kamu harus kasar seperti ini? Mas ini Mas kamu loh.”

“Gue ga punya Mas pengecut kaya lo”

“Kamu gak mau tanya keadaan Mas? Kamu gak mau tau apa yang Mas laluin setahun ini?”

“Gue mau, gue cukup pengen tau tapi lo malah lari entah kemana! Apa namanya kalo bukan pengecut?”

Mingyu pun berlalu meninggalkan Seungcheol yang sedang menahan amarahnya. Tapi sebelum ia menyentuh pintu kaca restaurant tersebut, ia kembali bersuara.

“Oh iya soal Jeonghan, sekarang dia punya gue. Dan gue ga akan biarin Jeonghan sedih kaya yang lo lakuin. Jangan dekat-dekat atau mimpi untuk dekat sama dia lagi”

Mingyu pun kembali berbalik dan masuk kedalam namun kata-kata Seungcheol menghentikan langkahnya.

“kamu tenang aja. Mas udah punya Jisoo.”

Mingyu mengepalkan tangannya. “Baguslah, jadi gue gaperlu khawatir.” Lalu berlalu meninggalkan Seungcheol sendiri.

***

Makan malam berjalan dengan lancar —bagi Jisoo. Nyatanya ketiga orang lainnya terlihat tidak berselera makan karena masalah mereka masing-masing.

Setelah mereka menyelesaikan makan malam, Mingyu buru-buru berpamitan pada Jisoo dan Seungcheol karena ia harus segera kembali kerumah sakit. Dan tak lupa mengantar Jeonghan terlebih dahulu.

Dan disinilah mereka saat ini, masih mengobrol didepan restaurant sebelum akhirnya berpisah.

“Kalian buru-buru banget sih” Ujar Jisoo sedikit cemberut.

“Kan kamu bisa ketemu lain kali, yang..” ujar Seungcheol. Jisoo hanya menghela napas pasrah.

“Lain kali harus ketemu lagi loh yaa kita berempat?!”

Ketiga orang lainnya hanya diam tak ada yang menyahut.

“babe.. kamu loh quality time dulu sama—” Seungcheol terdiam sejenak sebelum mengucapkan nama orang itu “—Jeonghan.”

“Gak papa nanti sekali lagi double datenya, seru tau Mas.. Ya gak Han? Gyu?”

Jeonghan bingung harus menjawab apa. Ia tak ingin mengecewakan sahabatnya yang hanya dapat bertemu sesekali saja. Namun hatinya benar-benar tidak sanggup jika harus bertemu dan melihat interaksi mereka berdua lagi.

“iya.. ntar kita double date lagi deh.. Aku juga perlu lebih mengenal 'calon kakak iparku', bukan begitu Mas?” Ujar Mingyu sedikit sinis.

Seungcheol mengeratkan pelukannya pada pinggang sang kekasih dan tersenyum tenang. “Tentu saja.”