Heart
Mingyu dan Wonwoo.
Entah sudah berapa kali keduanya saling bertukar pesan.
Entah sudah berapa kali pula keduanya saling menanyakan kabar bahkan hobi satu sama lain.
Mungkin.. keduanya telah sama-sama nyaman?
Entahlah..
Ibu Wonwoo juga sering mengirimkan makanan untuk Mingyu, seakan telah menganggapnya bagian dari keluarga kecilnya. Bahkan, sudah beberapa kali juga sang Ibu mengundang Mingyu untuk makan bersama mereka.
Seperti halnya malam ini, Mingyu mengacak rambutnya sesaat guna merapikan penampilannya. Ia menatap cermin lekat, kemejanya telah terpasang rapi dengan jam tangan mahal yang sudah melingkar di pergelangan tangannya.
“Perfect.” Gumamnya seraya pergi meninggalkan apartementnya menuju kediaman Wonwoo, menghadiri undangan sang Ibu.
Sesampainya di sana, Ibu selalu menyambutnya dengan begitu ramah. Ia selalu senang berada di sana, ia nyaman.. sangat nyaman. Suasana rumah ini begitu hangat baginya.
“Makasih banyak ya bu, Ibu udah sering ngundang aku kesini. Seperti biasa, makanan Ibu emang juara.” Ucap Mingyu yang melahap makanan di hadapannya dengan begitu semangat, tak lupa dengan senyuman yang selalu menghiasi bibirnya.
“Ibu tuh malah seneng kamu kesini, rumah ini jadi kerasa lebih idup, gyu.” Timpal Ibu dengan perkataannya yang begitu tulus, begitu manis untuk didengar.
Mingyu membalasnya dengan anggukan serta senyuman, masih mengunyah makanannya dengan begitu lahap.
Hingga sepersekian detik selanjutnya, ia merasakan degup jantungnya yang begitu cepat. Ia meletakkan sendoknya yang membuat Ibu dan Wonwoo mengalihkan fokus mereka padanya.
“Kok udahan, gyu?” Tanya Ibu dengan nada lembutnya.
”'Hehehe makasih banyak ya bu. I-I-Ibu.. aku boleh nanya sesuatu gak?” Ucap Igyu dengan sedikit terbata, membuat keduanya berhenti sepenuhnya dari aktivitas awalnya.
“Apa, nak?”
“Hmm bu.. kalo misalnya aku mau ngajak mas Wonwoo ke tahap yg lebih serius, boleh?” Tanya Mingyu dengan tatapannya yang penuh akan kesungguhan.
Ibu menghela nafasnya sesaat sementara Wonwoo telah membelalakkan matanya pada Mingyu sejak tadi, seakan tak percaya akan apa yang baru saja ia dengar.
“Mingyu.. Ibu gak bisa jawab hal itu nak.. ibu ngikut apa kata wonwoo aja, kalo wonwoo mau ya gapapa, ibu pasti setuju ama apapun pilihan anak Ibu. Tapi Ibu malah seneng kalo misalnya Wonwoo ngeiyain pertanyaan kamu karena ibu yakin kalo kamu itu anak baik gyu, kamu bisa jaga Wonwoo.” Ucap Ibu begitu tulus, menenangkan siapapun yang mendengar kalimat itu.
Wonwoo hanya terdiam, seakan tak ingin terlibat dalam percakapan kedua sosok di hadapannya hingga makan malam mereka usai.
Setelah berpamitan pada Ibu di dalam, Wonwoo mengantar Mingyu ke depan. Fikirannya berkecamuk. Terlalu banyak hal yang ia fikirkan saat ini.
“Mas?” Tanya Mingyu menyadarkan lamunannya.
“Eh iya?”
“Aku pulang dulu ya, makasih banyak buat undangan makan malemnya! hehehe.” Ucap Mingyu menampilkan deretan gigi putihnya.
“Hmm gyu.. boleh bicara bentar gak?”
“Eh?”
Keduanya pun melangkah menuju taman yang berada tak jauh dari rumah Wonwoo berada. Beberapa saat, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Entah mengapa, seakan tak ada yang berniat untuk membuka suara.
“Hmm Gyu?” Ucap Wonwoo yang berhasil memecahkan keheningan diantara keduanya.
“I-iya mas?”
“Kamu yakin ama yang kamu bilang ke Ibu tadi?” Tanya Wonwoo menatap Mingyu lekat.
Sepersekian detik selanjutnya, Mingyu mengusap lembut tangan Wonwoo yang entah sejak kapan telah berada dalam genggamannya.
“Aku yakin mas.. aku serius..” Ucap Mingyu yang mulai menatap kedua manik Wonwoo dengan tatapan teduhnya.
“Tapi mas gak perlu jawab sekarang kok, aku yakin kalo hal kayak gini butuh banyak pertimbangan.. aku siap buat nunggu mas seberapa lama apapun itu.” Lanjut Mingyu yang terdengar begitu tulus di pendengaran.
Wonwoo terdiam. Ia larut pada setiap untaian kata yang Mingyu ucapkan. Namun, ia masih bingung akan kata apa yang akan ia lontarkan.
“Gak usah dijadiin beban fikiran ya mas.. Mas ikutin hati mas aja.. Aku gak akan maksa kamu kok mas hehehe.” Ucap Mingyu menghangatkan suasana diantara mereka.
“Makasih ya Gyu.” Pada akhirnya, hanya kata itu yang Wonwoo lontarkan pada Mingyu walaupun ia juga tak tahu apa makna dari balik ucapannya.
Entah untuk berterima kasih karena Mingyu sudah baik padanya, untuk berterima kasih karena telah mencintainya, atau untuk kemungkinan lainnya..
Entahlah..