Hangatnya Malam dan Kamu..
semakin hari, jeonghan dan seungcheol terlihat semakin dekat. kedua pemuda yang punya kesibukan berbeda ini menyetujui untuk mulai mengenal dan memahami satu sama lain.
hampir setiap hari, seungcheol menyempatkan untuk mengantar atau menjemput jeonghan. seperti saat ini seungcheol sedang menunggu jeonghan didalam mobilnya yang terparkir rapi di depan rumah sakit tempat jeonghan bekerja.
sejak hari itu, sejak seungcheol menyadari kalau dia memiliki keingintahuan yang besar akan seorang yoon jeonghan, sejak itu pula dia memutuskan untuk mendekati pria manis ini. namun dilihat dari kesibukannya akhir-akhir ini membuat mereka hanya bertemu saat jeonghan pergi atau pulang kerja. ternyata mendekati seorang dokter profesional seperti jeonghan agak sedikit sulit ucap seungcheol dalam hatinya
tapi bagaimana bisa seungcheol mengabaikan perasaannya yang kian hari kian besar, seperti akan meledak. membayangkan jeonghan saja membuat hatinya menghangat
tok tok
yang ditunggu datang juga.. jeonghan mengetuk jendela mobil dengan senyum khasnya, membuat seungcheol ikut tersenyum dengan begitu lebarnya
“udah lama Mas? maaf yaa pasti kamu ngantuk nunggunya”
“engga kok, baru 15 menitan.. laper ga? makan dulu yuk?”
“hmm boleh deh, aku udah makan sih tapi laper lagi ehehe” ujar jeonghan dengan cengengesan yang sebenarnya sangat menggemaskan dimata seungcheol
“Mas pengen nasi goreng kambing nih.. kamu mau ga?”
“ah nasi goreng kambing kebon sirih ya Mas? mau mauuuu aduh ngiler ehehe”
“apasih kamu ini.. jangan gemes-gemes Mas ga kuat” ujar seungcheol sambil mengusak rambut jeonghan yang cuma dibalas cengengesan dari si manis pujaan hatinya
“yaudah ayo Mas, aku udah laper banget iniiii”
“iyaaa kita berangkat sekarang yaaa”
seungcheol pun melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit menuju ketempat tujuan, ditengah perjalanan jeonghan teringat sesuatu
“ah iya, Mas.. boleh mampir indomaret bentar ga? aku lupa shampoo ku abis hehehe”
“ya ampun han ya boleh lah, ini dikit lagi didepan situ ada indomaret. mau disitu aja?”
“iya Mas yang mudah ketemu aja, yang enak kamu parkirnya. shampoo doang ini jangan sampe repot kamunya”
“engga han, Mas ga ngerasa direpotin sama sekali kok”
mereka pun sampai di indomaret dengan seungcheol yang ikut turun, mau nemenin jangan sendirian katanya. jeonghan pun menyisiri rak bagian shampoo dan menemukan shampoo yang biasa ia pakai. sekarang mereka sudah berada dikasir dan sedang mengantri untuk membayar sampai...
“kak han?”
jeonghan berbalik dan menemukan dua kurcaci yang baru saja masuk, yang tidak lain dan tidak bukan adalah adik-adik kesayangannya
“kwan? ican? kalian ngapain disini?”
“ya mau jajan lah kak, tadi tuh nilai ulangan ican bagus terus ayah kasi ican uang jajan tambahan dong.... terus ican yang baik hati ini mau traktir kak kwanie jugaaa”
seungkwan memutar bola matanya malas sampai akhirnya ia menyadari ada orang lain disamping kakaknya
“ekhemm.. OHH ini toh pacarnya kakak~~ yang kamu ceritain kemaren bukan dek?” tanya seungkwan pada chan
jeonghan kicep tak bisa menjawab tapi hanya memelototi adiknya, seungcheol yang melihatnya hanya tertawa
“hai.. saya seungcheol temennya kakak kalian. panggil Mas aja”
“seungkwan” “icaaaan” keduanya menyalimi seungcheol lalu kembali melirik jeonghan dengan tatapan usil mereka
“kalian udah pada makan belom? Mas sama jeonghan mau makan di nasi goreng kambing kebon sirih, kalian mau ikut?”
“MAU!!!” teriak mereka berbarengan dengan seisi indomaret yang terkejut dengan jawaban yang hampir seperti teriakan itu, jeonghan hanya memijit pelipisnya
“kebetulan kita laper Mas eehehehehhe”
“yaudah ayoo... kalian naik apa kemari?”
“jalan kaki Mas, rumah kita deket sini loh”
“yaudah bareng kita aja, nanti Mas anter kalian sampe rumah”
“ASIIIIK! yaudah ayo Mas kita berangkat, LETS GO!” mereka berlari keluar dan melupakan agenda jajan mereka, dengan jeonghan yang kehabisan kata.. pulang ini abis ini anak kurcaci sama gue dalam hatinya
***
mereka sampai di tempat tujuan, langsung saja mereka memesan Nasi goreng kambing tentunya dengan es teh manis yang menyegarkan. mereka berbincang-bincang dan luar biasanya seungcheol langsung terlihat akrab dengan kedua adik jeonghan
hati jeonghan menghangat. tidak pernah ia melihat momen ini, momen ketika orang lain yang dekat dengannya juga bisa mengambil hati adik-adiknya. selama ini dia hanya pernah dekat dengan beberapa orang dan selalu saja kandas bahkan sebelum sempat mengenalkan pdkt-annya itu ke adik-adik maupun orangtuanya
“Wahh kereeeen!!! jadi Mas cheol bisa bawa pesawat terus sering liat pemandangan dari atas awan? wahhhh” ican mengacungkan jempolnya super excited ketika seungcheol menceritakan tentang profesinya
“ih adek kamu ini apaansih? Mas cheol nya lagi makan jangan kamu ajak ngobrol terus itu makanannya ga abis abis garagara kamu ajakin ngobrol” ini jeonghan, yang kasihan melihat seungcheol yang terus menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari ican
“iya ih can, kasian itu Mas cheol ga makan garagara kamu. lain kali kalo mau makan-makan ajak aku aja ya Mas gausah ajak ican.. annoying banget dia tuh”
“apasih kalian orang Mas cheolnya seneng ngobrol sama aku, iya gak Mas?”
seungcheol hanya terkekeh melihat 3 bersaudara ini “iyaaa Mas seneng kok ngobrol sama kamu” ujar seungcheol menjawab pertanyaan chan lalu menatap jeonghan dan tersenyum manis
jeonghan pun ikut tersenyum dengan wajah yang sedikit memerah, chan dan seungkwan yang melihat itu hanya saling senggol-menyenggol dan menahan tawanya. ternyata kakak kita bisa gak galak kalo didepan cowo ganteng pikir mereka dalam hati
setelah itu seungcheol beranjak ke kasir untuk membayar dan kembali dengan dua bungkusan ditangannya
“loh Mas buat siapa? buat mingyu?”
“engga.. ini untuk ayah sama ibu kamu” kemudian seungcheol menyodorkannya pada chan “nih nanti ican kasi bapak sama ibu ya”
“loh Mas? gausah-”
“gak papa han, manatau bapak sama ibu kamu belum makan dirumah”
lagi-lagi hati jeonghan menghangat melihat perlakuan seungcheol, ia tidak dapat menyembunyikan senyumnya
“wah makasih banyak Mas cheol.. emang deh kakak ga salah pilih huhuhuhuuu”
“apasih udah ah ayo pulang udah malem, makin malam makin ngawur kamu can” “ah iya Mas.. aku dianter kerumah bapak ibu aja yaa, jadi pengen nginep. kamunya juga ga bolak-balik ntar”
“oh yaudah kalo gituu, yuk”
dan mereka pun meninggalkan tempat itu, lalu seungcheol kembali mengemudikan mobilnya mengantarkan 3 bersaudara ini ke rumah mereka. malam ini dingin namun begitu hangat, karena seungcheol untuk kesekian kalinya membuat jeonghan merasa sangat aman dan nyaman dengan sikap dan perlakuannya, juga sepertinya jeonghan sudah jatuh begitu dalam...