“bunda!” seungcheol kegirangan saat ayah dan bundanya sampai di apartemennya.
yang dipanggil bunda langsung saja memeluk anak sulungnya itu, “Mas yaampun bunda kangen sekali nak” setelahnya seungcheol mengambil tangan bundanya dan mencium punggung tangan tersebut.
“Mas juga kangen banget bunda. maaf ya malah jadi bunda yang kesini nyamperin kita”
mereka berbincang sambil masuk dengan seungcheol yang membawakan tas jinjing bawaan ayah-bundanya. tak lupa bundanya membawa beberapa oleh-oleh dari jogja.
“tidak apa apa nak. bunda juga perlu refreshing dengan melihat anak-anak bunda. lagian dirumah bosen, yang dilihat ayahmu terus” lalu mereka tertawa bersama
“bunda saja yang dicari. ayah pulang saja kalau begitu” ujar sang ayah yang terlupakan kehadirannya.
“ayah...” seungcheol pun bergantian mencium punggung tangan sang ayah. “jangan merajuk ayah” goda seungcheol.
sang ayah lalu menepuk keras pundak seungcheol —yang langsung mengaduh kesakitan— dan langsung memeluknya dengan sedikit tepukan pada punggung anak sulungnya, “bagaimana keadaan mu nak?”
“udah mendingan, yah.” lalu mereka tertawa bersama.
“lagian bakal cepet nih Mas sembuhnya kalo ada bunda. bund, masakin sayur lodeh dong, Mas pengen. kangen banget sama masakan bunda” manja seungcheol pada bundanya.
memang hanya pada bundanya lah ia akan menjadi semanja ini, sisi yang tidak diketahui orang lain, dan sekarang ada jeonghan yang mengetahui semua fakta itu.
“kamu udah tua begini manjanya masih kaya anak bayi, sama pacarmu juga begitu Mas?”
“hehehe” cengir seungcheol yang dihadiahi pukulan pelan pada bahunya.
kemudian ayah dan bunda mengedarkan pandangan ke seluruh sisi apartemen, memeriksa penuh selidik keadaan apartemen dan ya, apartemen mereka sudah rapi. tentu saja kedua kakak-beradik itu akan merapikan apartemen serapi-rapinya karena nyonya besar akan berkunjung.
tiba-tiba “bundaaaa” teriak mingyu dari pintu utama.
“adek... yaampun si bongsor bunda” ya, ini mingyu baru pulang kerja.
“adek-kakak sama saja. yang dicari bunda. kalo butuh duit, baru carinya ayah.” ucap ayah yang kembali merajuk. kini sang ayah sudah mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah.
“aduh si bapak kesayanganku, bisaan banget ngambek begitu” goda mingyu yang dihadiahi jeweran pada telinganya.
“adedededeeeeuu sakit ayaaaah”
“sudah sebesar ini masih suka gangguin orang tua kamu”
bunda hanya geleng-geleng melihat tingkah ayah dan anak bungsunya itu
bunda kemudian berlalu menuju ke dapur dan membuka kulkas, memeriksa apakah cukup bahan untuknya memasak, mengingat seungcheol ingin memakan masakannya dan ia akan memasak sedikit lebih banyak karena malam ini ia akan bertemu calon mantu yang diidamkan selama ini.
***
“Mas.. kamu yakin pacarmu bisa dateng?”
“bisa bund, tadi dia bilangnya sama Mas bisa” seungcheol terlihat sedikit gusar, ia hanya membuka-tutup kunci ponselnya, menunggu kabar dari kekasihnya.
“mungkin rumah sakit lagi gak bisa ditinggal Mas” sahut sang ayah.
“enggak yah. biasanya kalo kaya gitu pasti dia ngabarin Mas kok.
gyu tadi kami ketemu jeonghan gak di rumah sakit?”
“ketemu sih Mas tapi pas makan siang. abis itu sibuk masing-masing deh. tapi tadi pas aku pulang ruangannya udah kosong deh” ujar mingyu kemudian.
“duh kemana ya dia.”
“tidak apa apa nak, kita tunggu saja ya.” ujar sang bunda
“iya. tunggu sebentar ya bund, yah.”
“iya nak.”
***
seungcheol menelfon jeonghan berulang kali juga mengirimi spam chat namun tanpa balasan, ia bahkan menghubungi ichan kwan namun mereka tidak ada yang tahu jeonghan dimana.
kemudian seungcheol juga menghubungi soonyoung yang mendapat jawaban “tadi aku liat sih Mas dia dirumah sakit pas aku pulang. tapi aku ga nyamperin karena buru-buru soalnya udah telat, ditungguin orang”
mendapat jawaban seperti itu seungcheol jadi berpikir apakah jeonghan lupa pada janjinya? apakah tidak bisa memberi kabar lebih awal jika memang tidak akan menyanggupi undangan makan malamnya?
akhirnya seungcheol mengajak ayah-bunda dan mingyu untuk langsung makan saja dan berasumsi bahwa jeonghan memang tidak akan datang. apalagi sekarang sudah hampir jam 10 malam, ia tidak akan mengorbankan waktu orang tuanya untuk menunggu dengan hasil yang nihil.
“Mas, kamu jangan marah sama pacarmu ya. ditanyain baik-baik aja.” ucap sang bunda setelah mereka selesai makan malam dan masih duduk berbincang ber empat. “terus kalo lagi ada masalah, diomongin baik-baik. dari hati ke hati. bunda tau banget watak anak-anaknya bunda, bunda juga gak mungkin ingetin kalian berdua tiap saat. Mas sudah dewasa. adek juga.”
mingyu mengangguk mantap “siap bunda sayang.”
sedangkan seungcheol hanya tersenyum kecut menanggapi sang bunda. beliau bahkan tidak marah. padahal sudah jauh datang dari luar kota dan sangat menantikan hal ini sejak lama.
seungcheol sedikit kecewa, karena ayah-bunda hanya berkunjung satu hari, bahkan besok akan flight pagi-pagi sekali karena ada acara di kampung halaman. dan acara mengenalkan calon mantu yang diidamkan bundanya pun gagal total.